Beberapa ahli memperingatkan bahwa orang yang mengalami kesulitan tidur kronis tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan, tapi juga dapat membuat seseorang memiliki keinginan atau ide untuk bunuh diri.

Dilansir dari Fox News, Taft Parsons III, M.D., Wakil Presiden dan Kepala Petugas Psikiatri di CVS Health di Birmingham, Michigan mengatakan, sebetulnya tidak ada penyebab tunggal bunuh diri, karena ini adalah konvergensi faktor kesehatan, dibarengi dengan variabel psikososial serta lingkungan lainnya yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengambil nyawa mereka sendiri.

Misalnya, mencakup faktor sosial dan lingkungan, seperti stres berkepanjangan dan masalah hukum dan keuangan. Kemudian, trauma masa lalu dan masalah kesehatan psikologis, seperti depresi, gangguan penggunaan zat, dan tidur.

"Beberapa faktor ini bisa lebih menantang daripada yang lain untuk diatasi, tetapi mencari bantuan untuk masalah atau gangguan tidur dapat menjadi langkah menuju mengatasi satu faktor risiko potensial," kata Parsons.

Mengapa masalah tidur meningkatkan risiko?
Parsons mengatakan, tidur yang tidak memadai dapat berdampak negatif pada fungsi kritis seperti pengambilan keputusan, kontrol impuls, kemampuan pemecahan masalah, regulasi emosi, dan ketahanan.

"Ketika seseorang berjuang dengan kurang tidur, itu dapat meningkatkan berbagai hasil kesehatan yang merugikan, termasuk penyakit jantung dan diabetes tipe 2," katanya.

"Selain itu, juga dapat menyebabkan peningkatan depresi dan kecemasan, yang keduanya dapat memainkan peran penting dalam bunuh diri,” tambahnya.

Menurut dia, orang yang beristirahat dengan baik lebih siap menghadapi tantangan hidup, mengelola stres secara efektif, dan mempertahankan pola pikir positif.

"Peningkatan tidur juga dapat mengurangi impulsif dan disregulasi emosional, yang keduanya dapat dikaitkan dengan bunuh diri," katanya.

Tanda-tanda kecenderungan bunuh diri yang diinduksi tidur
Ia menjelaskan bahwa orang-orang yang memiliki ide bunuh diri akan sering menunjukkan perubahan perilaku yang tiba-tiba, termasuk masalah tidur baru seperti insomnia atau tidur terlalu banyak.

"Demikian pula, kami melihat penarikan dari teman dan keluarga, tindakan sembrono atau peningkatan penggunaan zat sebagai tanda peringatan. Jadi, berfokus pada perubahan tidur yang tiba-tiba atau tidak seperti biasanya adalah faktor penting, belum tentu jumlah malam,” kata dia. 

Karena itu, mengenali tanda-tanda umum kekurangan tidur sangat penting untuk menghentikannya mengganggu kesehatan mental seseorang, menurut Parsons.

Menurut dia, ketika orang kurang tidur, mereka akan sering mengalami masalah dengan konsentrasi, memori, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan pengaturan emosi dan perilaku.

"Berfokus pada perubahan tidur yang tiba-tiba atau tidak seperti biasanya adalah faktor penting. Individu yang tidak beristirahat dengan baik, dan mungkin juga mengalami kesulitan mengatur emosi mereka, berada pada peningkatan risiko pengambilan keputusan yang buruk dan memiliki kemampuan negatif untuk mengatasi secara efektif ketika dihadapkan dengan tekanan yang luar biasa," Parsons memperingatkan.

Parsons menambahkan, para ahli merekomendasikan agar orang dewasa tidur antara tujuh dan sembilan jam per malam. Menurut dia, anak-anak dan remaja umumnya membutuhkan lebih banyak tidur daripada orang dewasa.