Bukan hal yang mudah bagi sebuah grup musik untuk tetap bertahan selama 36 tahun. Hal ini yang terjadi pada KLa Project yang beranggotakan Katon Bagaskara, Lilo dan Adi Adrian.
Merayakan ulang tahun ke-36, KLa Project menggelar konser Aeternitas di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (25/10/2024).
“Biasanya kami menggelar konser setiap 5 tahun sekali, seperti tahun lalu dan juga saat merayakan 25 tahun. Kali ini kami agak sedikit berbeda karena Lilo sudah memasuki usia 60 tahun, jadi terlalu lama kalau harus menunggu 4 tahun lalu,” ujar Katon yang langsung disambut tawa Lilo, gitaris KLa Project.
Katon membuka konser Aeternitas yang diambil dari bahasa Yunani yang artinya ilham dari keabadian dengan lagu Gerimis. Lagu tersebut cocok dengan kondisi di sekitar Istora Senayan yang gerimis sejak sore hari.
Mengenakan kemeja dan kaos putih serta blazer coklat, Katon masih terlihat energik dengan kualitas vokal yang nyaris tidak berbeda sejak 1988 lalu, saat Kla Project baru berdiri.
Kla Project mengklaim musik mereka dipengaruhi pop dan jazz. Namun, yang membedakan lagu-lagu Kla Projet dengan grup musik lainnya di era 90-an adalah liriknya yang puitis dan melodi yang mudah diterima oleh telinga.
Lagu ketiga yang dibawakan Katon, Lilo dan Adi yang berjudul Menjemput Impian merupakan contoh dari lirik lagu yang puitis.
“Indah larik pelangi, seusai hujan membuka hari. Samar dirajut mega, garis wajahmu lembut tercipta. Telah jauh kutempuh perjalanan, bawa sebentuk cinta. Menjemput impian...”
Kla Project tidak hanya menampilkan lagu-lagu cinta yang puitis. Mereka juga kerap melontarkan kritik sosial. Salah satunya melalui lagu Dekadensi.
“Alam meronta beruntun bencana, kita bertanya apakah pertanda. Bumi t'lah semakin menua, manusia tak juga bijaksana dan hilang arah…”
Ribuan Klanese (julukan fans Kla Project) semakin histeris ketika lagu-lagu hits seperti Lagu Baru dan Satu Kayuh Berdua mengumandang di Istora Senayan.
Meski konser sempat terlambat 30 menit, sepertinya para KLanese tidak ambil peduli. Aksi Katon di atas pangggung yang eksentrik, Lilo dengan lengkingan gitar serta Adi Adrian yang terlihat cool di depan keyboard mampu membius para penonton.
Ada yang sedikit berbeda pada konser Kla Project kali ini. Mereka membuat dua panggung. Panggung utama di paling depan dan panggung kedua berada di tengah penonton.
Saat membawakan lagu Semoga, Katon, Lilo dan Adi pindah ke panggung di tengah penonton. Sinar laser yang menerangi para personel Kla Project di atas panggung semakin membuat konser terasa megah.
Katon juga sempat mengajak Once Mekel, mantan vokalis Dewa 19 yang kini menjadi anggota DPR untuk bernyanyi bersama pada lagu Romansa. Sambil memegang ponsel untuk melihat lirik lagu Romansa, Once Mekel sukses memukau penonton dengan suaranya yang merdu.
Katon dkk kemudian kembali ke panggung utama dan membawakan tiga hits mereka Terpurukku Di Sini, Tak Bisa ke Lain Hati dan Yogyakarta. Konser selama tiga jam ditutup dengan lagu baru Kla Project berjudul Tak Usah Mengejar Cinta.
“Kami membuat lagu ini hanya beberapa minggu sebelum konser. Ketika saya lihat banyak yang beli tiket konser Aeternitas, saya pikir tidak ada salahnya untuk membawakan lagu baru untuk kalian semua Klanese,” ujar Katon yang disambut teriakan histeris penonton.
Konser Aeternitas ditutup dengan pemotongan tumpeng untuk merayakan ulang tahun Kla Project ke-36 serta Adi Adrian. Kla Project adalah bukti nyata bahwa grup musik bisa menciptakan keabadian melalui musik.
Acara ini juga akan dimeriahkan oleh penampilan pembuka dari Pastel Badge, band indie yang sedang naik daun, serta kolaborasi eksklusif dengan musisi berbakat Suar Nasution.