Menelusuri Jejak Budaya Kerajaan Majapahit di Desa Bejijong, Kabupaten Mojokerto
LAINNYA
Feb 14 2025, 13.27
Desa Bejijong yang berada di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto telah diakui sebagai kawasan konservasi warisan Kerajaan Majapahit dan pariwisata strategis yang memadukan sejarah, alam dan budaya untuk memberikan pengalaman unik kepada pengunjung, serta menghubungkan masa lalu yang kaya akan pelajaran dengan kehidupan masa kini.
Desa Bejijong menyimpan sejuta warisan budaya Kerajaan Majapahit yang ditampilkan melalui beberapa landmark, yang membuktikan kebesaran kerajaan Jawa kuno tersebut. Dilansir dari media sosial resmi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, beberapa situs yang tak boleh dilewatkan apabila berkunjung ke Desa Bejijong antara lain Makam Raden Wijaya yang juga dikenal sebagai Siti Inggil, yang didirikan sebagai penghormatan kepada penguasa pertama Kerajaan Majapahit.
Selain itu, desa ini juga memiliki Kuil Brahu yang berdiri megah, Kuil Tikus, Kuil Bajangratu dan Kalam Segaran yang tenang, di mana semua situs itu memberikan gambaran tentang keajaiban arsitektur pada zamannya, dan tradisi spiritual di masa lalu.
Situs lain di Desa Bejijong yang tak kalah menarik adalah Maha Vihara Majapahit dengan Patung Buddha Tidur di tengah-tengah taman yang menentramkan hati. Patung Buddha Tidur ini merupakan simbolisasi ketenangan dan pencerahan, yang mengajak para pengunjung untuk menemukan dan merasakan kedamaian kehidupan di desa.
Di samping situs-situs, daya tarik lain yang disuguhkan oleh Desa Bejijong adalah Pasar Rakyat Majapahit, yang digelar setiap minggu untuk mendukung UMKM dan pariwisata lokal, yang juga bermanfaat untuk mengangkat ekonomi desa.
Masyarakat Desa Bejijong juga termasuk produktif, mereka menghasilkan karya seni bernilai tinggi yang artistik seperti batik tradisional dengan pola Majapahit dan patung tembaga, yang bisa menjadi buah tangan apabila berkunjung ke desa ini.
Akan tetapi, kunjungan ke Desa Bejijong terasa belum lengkap jika belum mencicipi kuliner tradisionalnya yang khas, yaitu nasi tumpeng tiga warna yang melambangkan harmoni, iwak (ikan) Wader yang lembut, dan telur asin asap yang unik.
Satu lagi pesona budaya yang disajikan oleh Desa Bejijong adalah tradisi Nyadran atau yang lebih dikenal dengan Sradanan, yang bukan hanya tentang mmeperkuat kebersamaan, tapi juga momen yang sempurna untuk merenung dan menghargai warisan nilai leluhur. Berasal dari kata “Sraddha” yang berarti penghormatan dan doa untuk leluhur, tradisi ini telah berkembang sejak zaman Majapahit, dan diabadikan dalam Kitab Negarakertagama oleh Mpu Prapanca.
Nyadran mengajarkan pentingnya memelihara tradisi yang mengarahkan kita pada kebaikan, yaitu dengan cara melakukan Ruwah Dusun di Kudungwulan dan Bejijong, yang puncak kegiatannya adalah Ruwah Desa Bejijong.