Harmoni Budaya Warnai Peringatan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Turki
LAINNYA
May 25 2025, 20.34
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Izmir bekerja sama dengan KBRI Ankara menyelenggarakan rangkaian kegiatan bertajuk “75th Indonesia-Türkiye Bilateral Relations”.. Acara ini digelar dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Turki dan didukung oleh berbagai lembaga lokal seperti Buca Gençlik Merkezi, UDG İzmir, dan Palang Merah Turki (Türk Kızılay), sebagai simbol kuatnya kolaborasi lintas negara.
Rangkaian acara ini dikemas dalam program “International Izmir Sport Day x Harika Endonezya: Harmony in Diversity”, yang menggabungkan elemen olahraga, seni, dan budaya sebagai wadah diplomasi antarbangsa yang lebih hangat dan inklusif.
Sebagai pembuka, International Izmir Sport Day (IISD) menghadirkan kompetisi olahraga persahabatan antarnegara yang diikuti oleh delapan negara, yakni Indonesia, Uzbekistan, Turki, Kazakhstan, Maroko, Kolombia, Sierra Leone, dan Yaman.
Puncak acara bertajuk "Harika Endonezya" digelar pada Sabtu, 24 Mei 2025, di Bilal Saygılı Külliyesi, Bornova, Izmir. Acara ini menjadi ruang perjumpaan budaya dua bangsa melalui berbagai kegiatan antara lain workshop batik dan ebru. Para peserta diajak mengenal dan mempraktikkan dua bentuk seni tradisional yang kaya akan nilai sejarah: Batik dari Indonesia dan Ebru dari Turki.
Batik merupakan seni menggambar di atas kain dengan lilin dan pewarna alami, yang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Sedangkan Ebru, atau marbling art, adalah seni menggambar di atas air yang berasal dari zaman Ottoman, menciptakan pola warna indah yang berpindah ke permukaan kertas.
Selain itu ada juga hidangan tradisional Nusantara dan Anatolia yang memanjakan peserta dengan berbagai sajian kuliner khas Indonesia seperti kue bolu, brownies, pastel, serta beragam jajanan tradisional lainnya, berpadu harmonis dengan baklava dan camilan manis khas Turki, menciptakan suasana kekeluargaan dan keakraban antarbangsa.
Ada juga pertunjukan budaya dua negara seperti Tari Jawa, Tari Dayak, Tari Janger, dan Tari Kecak yang dikemas dalam koreografi dinamis dengan iringan musik kontemporer. serta folklor dansları (tarian rakyat) dan permainan alat musik tradisional Turki yang menghipnotis para penonton dari Indonesia maupun negara lainnya..
Ketua Pelaksana Acara, Najla Athoya, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata diplomasi budaya yang memperkuat jalinan persahabatan Indonesia dan Turki melalui diplomasi seni dan budaya, serta peranan diaspora muda dikancah internasional.
“Melalui acara ini, kami ingin menunjukkan sepenggal keindahan Indonesia kepada sahabat-sahabat di Turki, sebagai bentuk rasa terima kasih dan apresiasi atas hubungan hangat yang telah terjalin. Kami juga ingin terus belajar dan mengenal lebih dalam tentang sejarah dan kebudayaan Turki, agar semangat saling menghargai terus tumbuh di generasi kami,” ucap Najla.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki, Achmad Rizal Purnama, dalam sambutannya menyampaikan harapan dan visi ke depan atas hubungan bilateral kedua negara. Ia mengutip pidato Presiden Prabowo di Antalya Forum beberapa bulan sebelumnya yang menekankan pentingnya memperkuat fondasi kerja sama menjelang 100 tahun hubungan Indonesia-Turki pada tahun 2050.
“Pada tahun 2050, saat kita merayakan satu abad hubungan diplomatik Indonesia dan Turki, kalian—generasi muda—yang akan menjadi pemimpin, pelanjut, sekaligus penjaga semangat kerja sama ini. Masa depan hubungan dua negara ini ada di tangan pemuda, semoga persahabatan Indonesia dan Turki terus berjalan hingga nanti,” ujar Dubes Rizal.
Pimpinan Buca Gençlik Merkezi, Serkan Özmen, turut mengungkapkan apresiasinya atas terlaksananya kegiatan ini.
“Kami sangat senang dapat menjadi bagian dari perayaan ini yang tidak hanya mempererat hubungan antarnegara, tetapi juga membuka ruang perjumpaan lintas budaya bagi generasi muda. Melalui olahraga, seni, dan budaya, kami percaya anak-anak muda dari Turki dan Indonesia dapat saling belajar, berbagi nilai-nilai universal, serta membangun masa depan yang lebih inklusif dan damai. Inisiatif seperti ini perlu terus didorong agar persahabatan yang telah terjalin selama puluhan tahun dapat diwariskan dengan kuat kepada generasi berikutnya,” pungkas Ozmen.