Ketika musim kompetisi sepak bola Liga Prancis 2024/2025 akan dimulai, Luis Enrique punya keinginan untuk mengulagi momen spesial yang pernah dialaminya pada 2015 lalu. Ketika itu, Enrique membawa Barcelona menjadi juara Liga Champions dan melengkapi gelar TREBLE.
“Putri saya (Xana) sangat menyukai pesta dan saya yakin di mana pun dia berada, dia masih mengadakan pesta,” ujar Enrique yang dipercaya menjadi pelatih Paris Saint Germain.
Xana meninggal dunia di usia sembilan tahun pada Agustus 2019 setelah berjuang melawan kanker tulang dan membuat Enrique dan istrinya, Elena Cullell, sangat terpukul.
'Saya ingat sebuah foto yang saya miliki saat dia berada di final Liga Champions di Berlin, setelah memenangkan Liga Champions, menancapkan bendera FC Barcelona di lapangan. Saya memiliki keinginan untuk bisa melakukan hal yang sama dengan Paris Saint-Germain,” ungkap Enrique.
Impian Enrique itu mungkin hanya dianggap mimpi di siang bolong. Ketika itu, PSG baru saja kehilangan penyerang andalannya Kylian Mbappe yang pindah ke klub kaya raya dari Spanyol, Real Madrid. Mbappe adalah mesin gol PSG. Enrique meyakinkan Presiden Klub PSG Nasser al-Khelaifi dan penasihat klub Luis Campos bahwa dia bisa membangun PSG dengan sekumpulan pemain muda tanpa harus membeli pemain bintang dengan harga fantastis.
Dia mengubah posisi Ousmane Dembele dari penyerang sayap menjadi penyerang tengah, lalu membeli pemain muda Desire Doue sebagai penyerang sayap didampingi Khvicha Kvaratskhelia yang baru datang pada Januari 2025 dari Napoli. Dua pemain anyar lain yang bisa menjadi pengganti adalah Bradley Barcola dan Goncalo Ramos.
Lebih dari 50 gol dicetak lima penyerang PSG di Ligue 1, Dembele menjadi top scorer dengan 21 gol. Enrique juga mengubah PSG menjadi klub paling produktif di Eropa dengan koleksi 92 gol. Tanpa perlawanan berarti PSG merebut gelar juara Liga dan juga Piala Liga Prancis.
Perjalanan lebih sulit dialami Marquinhos dkk di Liga Champions. Dalam lima pertandingan awal. PSG kalah 3 kali dan hanya menang 1 kali. Mereka harus melalui babak playoff untuk bisa maje ke babak gugur liga Champions. Stade Brestois dibantai 10-0 dalam dua kali pertemuan.
Di babak 16 besar, Liverpool dipaksa angkat koper setelah kalah lewat adu penalti. Setelah itu, giliran Aston Villa dan di semifinal Arsenal yang ditaklukkan. Partai final antara PSG melawan Inter Milan di luar prediski pecinta sepak bola. Karena, Real Madrid, Barcelona, Bayern Munich atau Liverpool adalah tim yang justru menjadi favorit.
31 Mei 2025 di Stadion Allianz Arena, Enrique tinggal selangkah lagi mewujudkan mimpinya memberikan gelar TREBLE bagi Paris Saint Germain. Inter Milan menjadi batu adangan terakhir. Di luar dugaan, Dembele dkk berhasil pesta lima gol ke gawang Inter Milan dan membuat PSG menjadi klub Prancis kedua yang bisa meraih trofi liga Champions setelah Marseille. Enrique juga menjadi pelatih kedua setelah Pep Guardiola yang meraih TREBLE bersama dua klub yang berbeda.
Usai pertandingan, Enrique memberikan penghormatan emosional kepada putrinya, Xana.
'Putri saya tidak berada di sini secara fisik, tetapi dia berada di sini secara spiritual dan itu, bagi saya, sangat penting. Saya tidak sedih, saya senang karena bisa memiliki waktu selama 9 tahun bersama Xana,” ujar Enrique dengan lirih.
Para penggemar PSG juga meluncurkan sebuah tribut tifo untuk Xana di tribun penonton, memperlihatkan Enrique dan Xana menancapkan bendera PSG di lapangan hijau.
'Saya tidak membutuhkan kemenangan atau kekalahan di Champions League: Saya tetap merasakannya. Tidak ada yang berubah dalam hal perasaan, saya masih merasakan Xana. Dan saya ingin mengingat semua hal baik yang ia berikan dalam hidup saya. Xana selalu ada bersama saya sejak dia pergi dan saya yakin dia sangat bahagia sekarang. Xana masih hidup. Dia tidak berada di alam fisik, tapi dia berada di alam spiritual. Karena setiap hari kami membicarakannya, kami tertawa dan mengingatnya,” kata Enrique.
Enrique dengan sekumpulan pemain mudanya sukses memboyong trofi Liga Champions ke kota Paris. Dia juga memenui janjinya untuk bisa memberikan trofi yang sangat diidam-idamkan oleh pendukung PSG.
Bukan hanya itu, mantan pelatih timnas Spanyol itu juga mampu mengulangi prestasinya pada 2015 lalu, meraih TREBLE meski kali ini tidak ada Xana yang menemaninya di lapangan hijau. Namun, kali ini Enrique mengangkat trofi Liga Champions sambil melihat tifo raksasa di bangku penonton dengan gambar dirinya menancapkan bendera PSG sambil disaksikan oleh Xana yang mengenakan kostum dengna nomor punggung 8 (nomor yang dikenakan Enrique ketika masih menjadi pemain).
Trofi liga Champions tahun ini bukan hanya untuk fans PSG di seluruh dunia, tetapi juga utuk Xana yang sudah memberikan kekuatan lebih bagi Enrique.