Salah satu gajah tertua di dunia, perkiraan usia 89 tahun, dinyatakan meninggal dunia di sebuah peternakan teh India.

Gajah tersebut pernah dibawa untuk bekerja di perkebunan teh oleh seorang petani Inggris selama pemerintahan kolonial pada tahun 1940-an.

Dijuluki "Bijuli Prasad" dalam gaya nama India manusia, gajah itu diambil dari alam liar sebagai banteng muda dan bekerja di perkebunan teh di negara bagian timur India di distrik Sonitpur Assam hingga 2018.

"Gajah domestik hidup hingga 80 tahun, asalkan mereka dirawat dengan baik," kata dokter hewan gajah Kushal Konwar Sarma, yang merawat Bijuli Prasad di tahun-tahun terakhirnya, seperti dilansir dari laman The Malaysia Reserve.

"Semua gigi gajah sudah tidak ada karena usia, sehingga tidak bisa makan. Saya mengubah pola makan dan meminta pengasuh untuk memberinya makanan rebus, kebanyakan beras dan kedelai dengan nilai protein tinggi,” kata Sarma.

Terkenal karena kekuatannya, Bijuli Prasad dikatakan pernah menggunakan kemampuannya untuk mencabut semak teh tua dan membersihkan area hutan dengan mudah. Selain itu, ia pernah melawan penyerang yang mencoba merebut gading panjangnya, seperti laporan The Times of India.

Terbungkus bunga, Bijuli Prasad diberi pemakaman dengan ritual Hindu yang dilakukan oleh seorang pendeta dan dimakamkan.

Wakil manajer Behali Ujjal Basnet mengatakan kepada Times of India bahwa gajah telah menjadi "kebanggaan".

"Kami telah melibatkan seorang imam untuk menyembah gajah dan dua mahout (penjaga gajah) untuk menjaganya, meskipun sudah lama pensiun," kata Basnet kepada surat kabar itu.

"Itu adalah kematian yang tiba-tiba tapi damai," kata Basnet.

Diketahui, di alam liar, gajah Asia biasanya hidup hingga pertengahan usia 50-an, meskipun data pastinya langka, menurut Smithsonian Conservation Biology Institute yang berbasis di AS.

Gajah tertua yang diketahui meninggal pada usia 86 tahun berasa di Taiwan di Kebun Binatang Taipei pada tahun 2003, menurut Guinness World Records.