Manfaat AI Bagi Humas, Efisiensi Pekerjaan Hingga Mitigasi Krisis
TEKNOLOGI DIGITAL
May 20 2024, 11.15
Kecerdasan buatan (artificial intelegence/AI) diakui praktisi humas sangat bermanfaat untuk efisiensi pengolahan data berskala besar. Bahkan, AI juga berguna untuk membantu tugas humas dalam memitigasi kondisi krisis.
Hal tersebut mengemuka di dalam webinar bertajuk “The Challenges and Opportunities of AIvolution in PR” pada 18 Mei 2024. Seminar daring ini bagian dari rangkaian Road to World Public Relations Forum 2024.
Sesi diskusi tersebut menghadirkan Dian Agustine Nuriman selaku Founder Nagaru Communication sekaligus Head of Public Relations Training Perhumas. Hadir pula CEO NoLimit Indonesia sekaligus Anggota Public Relation Competence Perhumas Aqsath Naradhipa.
Dian mengatakan, di dalam praktik pengolahan data berskala besar dan cepat oleh hubungan masyarakat (humas), AI sangat membantu pelaksanaannya. Kini, terdapat tujuh produk AI yang semakin lazim dimanfaatkan humas alias public relation.
Selain chatbots, beberapa produk AI lain yang banyak digunakan, yaitu speech to text tools, social media automation, content creation, media outreach, media monitoring, dan sentiment analysis.
“Memang kehadiran AI disertai ancaman dan risiko, tetapi inovasi AI juga memang bisa membantu efisiensi pekerjaan humas,” tutur Dian di sela pemaparannya.
Namun demikian, ia juga mengaskan agar public relation (PR) jangan sampai seutuhnya bergantung kepada produk AI. Sebab, terdapat sejumlah aspek yang tetap harus diawasi manusia.
Menguatkan poin tersebut, Aqsath mengutarakan bahwa kehadiran AI memang disertai sejumlah tantangan. Risiko atau tantangan yang dimaksud bukan hanya soal privasi, tetapi juga terkait keamanan siber. “Karena keamanan dan kenyamanan itu seperti dua sisi mata koin,” ucapnya.
Lebih jauh, kecerdasan buatan juga dapat berdampak terhadap jumlah pengangguran, ia menyebutnya pengangguran teknologi. Dengan kata lain, pengangguran yang disebabkan disrupsi teknologi.
“Seperti kasus gerbang tol dulu. Ketika awal diterapkan kartu tol untuk pembayaran di gerbang, hingga sekarang jadi uang elektronik, tak dipungkiri membuat puluhan ribu penjaga gerbang tol kehilangan pekerjaannya,” ujar Aqsath.
Meskipun begitu, imbuhnya, AI memang terbukti membuka peluang-peluang baru, tak sekadar efisiensi pekerjaan humas. Kecerdasan artifisial bahkan berperan strategis untuk penanganan krisis secara lebih baik.
“Karena humas atau misalnya corporate communication, bisa lebih mudah memetakan isu mana yang mau ditangani lebih dulu. Isu strategis yang mana dulu,” tutur Aqsath.
Menurutnya, AI juga membuat humas menjadi lebih kreatif berinovasi menghadirkan produk kehumasan baru. Bahkan, AI juga bermanfaat membuat kampanye lebih hidup dan interaktif.
Erick emphasized that the public relations profession is currently facing situations related to misinformation, hoaxes, and free access for everyone to create content or information independently.
Erick menekankan profesi humas saat ini menghadapi situasi terkait misinformasi, hoaks, dan akses bebas bagi semua orang untuk membuat konten atau informasi secara mandiri.
Of all the job sectors that have been affected by the emergence of AI, jobs in the information and communications sector are one of the few jobs assisted by AI.