Platform AI buatan Anak Muda Indonesia Bisa Hapus Hambatan Bahasa
TEKNOLOGI DIGITAL
Oct 15 2024, 06.44
Sejumlah anak muda Indonesia tengah membuat platform large language barrier (LLM) berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang bisa menghapus hambatan bahasa. Wakil Menteri Komunikasi dan Informatikan Nezar Patria mengungkapkan, platform ini nantinya memungkinan seseorang berkomunikasi dengan dua bahasa yang berbeda tanpa harus melalui penerjemah.
“Platform ini menggunakan kecerdasan buatan. Jadi Anda bisa berkomunikasi dengan teman anda di Thailand tetap menggunakan bahasa Indonesia. Namun, teman Anda di Thailand akan mendengar omongan Anda bukan dalam bahasa Indonesia tetapi dalam bahasa Thailand. Platform ini akan menghapus language barrier yang selama ini menjadi kendala,” kata Nezar dalam diskusi Expert Talk yang digelar oleh Katadata Indonesia dan Massachusetts Institute of Technology (MIT) Regional Entrepreneurship Acceleration Program (REAP).
Nezar menambahkan, anak-anak muda Indonesia ini bekerja sama dengan sebuah perusahaan di Singapura dalam mengembangkan mesin yang canggih untuk memecahkan hambatan bahasa.
Untuk sementara, kata Nezar, platform ini hanya untuk negara-negara di Asia Tenggara. Menurut dia, platform LLM ini bukan hanya menghapus hambatan bahasa tetapi juga bisa bisa meningkatkan kerja sama di bidang ekonomi serta memperluas kerja sama.
“Kita bisa memperluas kerjasama kita di bidang bisnis juga. Jadi, bahasa tidak lagi menjadi penghalang karena mesin ini akan membantu kita, dan itu adalah salah satu contoh bagaimana, teknologi ini dapat membantu dalam meningkatkan proses ekonomi di kawasan ini,” jelas Nezar.
Nezar menambahkan, pemerintah terus berupaya memfasilitasi generasi muda Indonesia yang ingin mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) dengan memberikan lebih banyak dana untuk melakukan penelitian.
Kata Nezar, saat ini Indonesia memiliki lebih dari 500 perusahaan rintisan yang sedang mengembangkan teknologi kecerdasan buatan.
“Tentu saja, AI sendiri sudah diimplementasikan ke beberapa sektor industri seperti industri kesehatan, transportasi, pendidikan, dan beberapa sektor lainnya. Dan untuk itu, pemerintah mencoba untuk memberikan regulasi yang seminimal mungkin karena kita tidak ingin terlalu mengatur sektor-sektor, sektor-sektor, teknologi yang dalam ini. Karena kita ingin melihat inovasi itu bisa, berkembang dan kita ingin melihat banyak pemangku kepentingan yang bisa terlibat secara bebas untuk mengembangkan teknologi ini,” ungkap Nezar.
Menurut Nezar, pemerintah mengalokasikan dana sekitar Rp7,7 triliun untuk mengembangkan dan memperkuat proses transformasi digital. Pemerintah, kata dia, juga berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan teknologi global dalam mengembangkan kecerdasan buatan.
“Sebagai contoh, kami bekerja sama dengan Microsoft, Apple, dan Amazon, dan mereka mencoba untuk memberikan sumber daya manusia. Program pengembangan seperti untuk menciptakan talenta digital di Indonesia dan memberikan beberapa infrastruktur, fasilitas untuk beberapa sekolah di beberapa daerah di Indonesia. Dan kami dapat mengatakan bahwa inisiatif ini selaras dengan strategi nasional kami untuk menghasilkan sekitar sembilan juta talenta digital pada 2030. Jadi, kami memiliki proyeksi bahwa ekonomi digital di Indonesia akan mencapai 366 miliar dolar AS,” pungkas Nezar.
Perbincangan lengkap diskusi Expert Talk yang digelar Katadata Indonesia bersama Massachusetts Institute of Technology (MIT) Regional Entrepreneurship Acceleration Program (REAP) bisa disimak di Youtube Katadata Indonesia https://www.youtube.com/watch?v=lqFdezrKbrs
Dari semua sektor pekerjaan yang telah terpengaruh oleh kemunculan AI, pekerjaan di sektor informasi dan komunikasi merupakan salah satu dari sedikit pekerjaan yang dibantu oleh AI.