Hanya di Negara Ini, Gaji CEO Perempuan Lebih Besar dibandingkan CEO Laki-laki
EKONOMI & BISNIS
Mar 12 2024, 19.50
Selandia Baru menjadi negara yang menggaji CEO perempuan jauh lebih besar dibandingkan CEO laki-laki. CEO perempuan di Selandia Baru memperoleh gaji rata-rata 5,9 juta dolar AS, lebih dari dua kali lipat dari rekan-rekan pria mereka dengan gaji rata-rata 2,6 juta dolar AS.
Menurut laporan terbaru MSCI, negara di Kepulauan Pasifik ini memiliki representasi dewan terkuat dengan lebih dari 40% CEO perempuan.
Hal ini sangat kontras dengan hanya 6,5% posisi CEO yang dipegang oleh perempuan, sedikit meningkat dari 5,8% pada tahun 2022, yang ditunjukkan oleh indeks MSCI ACWI terhadap 2.868 perusahaan berkapitalisasi besar dan menengah dari negara maju dan negara berkembang. Perempuan memegang 19% posisi CFO.
Laman CNBC menulis, negara-negara maju juga tertinggal dalam hal representasi perempuan di posisi puncak. Negara-negara seperti Swiss (2,2%), Belanda (3,2%) dan Jerman (3,6%), di antaranya, memiliki kurang dari 5% CEO perempuan, dengan mereka yang bekerja di Swiss berpenghasilan lebih dari empat kali lipat lebih rendah daripada rekan-rekan pria mereka.
Di Asia, Jepang (1,1%), Korea Selatan (3,2%) dan Hong Kong (4,8%) memiliki kurang dari 5% CEO perempuan, meskipun di Korea Selatan mereka mendapatkan penghasilan lebih besar daripada rekan-rekan pria mereka.
Perusahaan-perusahaan perawatan kesehatan dan konsumen memiliki CEO perempuan terbanyak, yaitu 10,4%, sementara jumlah CFO mereka mencapai hampir 20%, demikian ditunjukkan oleh indeks MSCI ACWI.
Kursi dewan yang dipegang oleh perempuan pada 2023 naik menjadi 25,8% dari 24,5% pada tahun sebelumnya. Meskipun peningkatan ini merupakan pertanda baik, para ahli menyarankan bahwa masih banyak hal yang perlu dilakukan agar perempuan memiliki masa jabatan yang stabil di dewan.
"Ada kesenjangan besar antara apa yang terjadi setelah perempuan masuk ke dalam dewan, dan rentang waktu rata-rata yang dihabiskan perempuan di dewan mana pun adalah sekitar tiga setengah tahun," ujar Chitra Hepburn, kepala ESG dan iklim MSCI untuk wilayah Asia Pasifik.