International Tourism Investment Forum 2024 Hasilkan Kesepakatan Investasi Rp862 Miliar
EKONOMI & BISNIS
Jun 07 2024, 07.08
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sukses menggelar acara International Tourism Investment Forum (ITIF) 2024" yang diselenggarakan di Jakarta, pada 5-6 Juni 2024.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyampaikan, dalam ITIF 2024, berhasil menyepakati kerja sama investasi melalui penandatanganan lima MoU, dengan total nilai investasi sebesar Rp862,8 miliar atau setara dengan 52,9 juta dolar AS.
“Keberhasilan ini tentunya berkat dukungan semua pihak terkait. Event ITIF 2024 menandai harapan dan pengembangan pariwisata hijau yang mengutamakan people, planet, and prosperity,” kata Sandiaga dilansir dari laman Kemenparekraf.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani Mustafa, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih yang tulus kepada semua panelis dan moderator yang telah menawarkan solusi inovatif, berbagi kisah inspiratif dan pengalaman berharga, serta menyoroti pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan pariwisata.
“Marilah kita meneruskan tema dan pembelajaran dalam forum ini. Berinvestasi pada people, planet, and prosperity bukan sekadar kata kunci. Namun mereka adalah pilar penting bagi pengembangan industri pariwisata secara global,” kata Rizk.
Rizki mengatakan dengan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat menciptakan pengalaman yang memperkaya wisatawan, sekaligus juga melestarikan kekayaan budaya dan alam yang ada.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan perekonomian dapat tumbuh secara berkelanjutan apabila didukung dengan iklim investasi yang stabil, manufaktur yang kuat, dan pemulihan yang kuat di sektor pariwisata.
“Pemulihan yang kuat didorong oleh terlampaunya target kunjungan wisatawan asing dan catatan perjalanan wisata domestik. Saya kira hal ini perlu dijaga keberlanjutannya,” ujar Luhut.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Wamen LHK), Alue Dohong, mengatakan objek wisata perlu dijaga dan dilestarikan secara serius, mulai dari persoalan sampah di destinasi hingga carrying capacity di tiap destinasi harus diperhatikan.
“Karena sekali wisata alam rusak, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pulih kembali. Karenanya pariwisata perlu memperhatikan manfaat bagi destinasi itu sendiri dan keberlanjutannya. Jadi itu yang saya tekankan,” kata Alue.