Jumlah transaksi dari agen BRILink mencapai Rp1.400 triliun. Dari total transaksi tersebut, Bank BRI menerima fee sebesar Rp1,5 triliun. Dirut Bank BRI Sunarso mengungkapkan, keberadaan agen BRILInk ini adalah bagian dari upaya mendorong inklusivitas pertumbuhan.

Kata Sunarso, sejak 2019 BRI sudah tidak membuka lagi kantor cabang baru dan fokus pada agen BRILInk yang jumlahnya di seluruh Indonesia mencapai 993 ribu agen. Menurut dia, agen BRILInk menjadi perpanjangan tangan layanan perbankan dalam menjangkau masyarakat yang lebih luas.

“Bayangkan jumlah desa di Indonesia ada berapa? Kalau tidak salah ada 75 ribu desa jadi arrtinya satu desa sudah ada beberapa agen BRILink. Nanti kita atur supaya tidak terlalu ketat persaingannya artinya apa sih ini warung-warung jualan klotong, jualan pulsa segala macam itu kita kasih gini EDC dan mereka bisa nerima nasabah mau transfer mau apa 24 jam. Jadi orang di Papua mau transfer ke anaknya yang kuliah di Malang gak perlu datang ke cabang BRI cukup datang ke tetangganya, ngetok pintu terus transfer, fee nya saya umumkan aja resminya adalah Rp5000, Rp2000 untuk BRI, Rp3000 untuk warung itu,” kata Sunarso di acara Indonesia Future Policy Dialogue yang diselenggarakan Katadata Indonesia, Rabu (9/10/2024).

Sunarso menambahkan, dari total transaksi agen BRILink sebesar Rp1.400 triliun, agen BRILink bisa mendapatkan Rp3-Rp4,5 triliun atau 2-3 kali lipat dari fee yang diterima Bank BRI.

“Kenapa? Karena begitu orang bayar Rp5.000, Rp2.000 setor ke bank, Rp3.000 untuk warung Tapi apakah mereka terima 3.000? Belum tentu karena rata-rata banyak yang bayar uangnya pecahannya 10.000 atau 20.000 kembali 5.000 atau 15.000 biasanya tidak di ambil karena apa? Masih lebih murah ngasih ke agen daripada bayar ojek 50 ribu,” ungkap Sunarso.

Sunarso mengklaim, total transaski agen BRILink jauh lebih besar dibandingkan total transaksi pennyedia pembayaran digital. Kata dia, transaksi pembayaran digital setiap tahun hanya sekitar Rp100 triliun.