Indonesia Butuh Lebih Banyak Wirausaha untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
EKONOMI & BISNIS
Oct 13 2024, 08.30
Pemerintah Indonesia menekankan pentingnya peningkatan jumlah wirausaha sebagai kunci untuk memperkuat perekonomian nasional. Berdasarkan data terkini, rasio kewirausahaan di Indonesia baru mencapai 3,47%, jauh di bawah standar minimal 4% yang diperlukan agar sebuah negara dapat mencapai status negara maju. Melalui berbagai kebijakan strategis, pemerintah terus mendorong tumbuhnya wirausaha baru yang inovatif dan berkelanjutan.
Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM RI, Siti Azizah, menjelaskan bahwa Peraturan Presiden (Perpres) No. 2 Tahun 2022 menjadi fondasi kuat dalam upaya ini.
“Saat ini pemerintah sangat fokus dengan wirausaha. Perpres ini menjadi landasan bagi kita, tidak hanya Kementerian Koperasi dan UKM, tetapi juga 27 kementerian dan lembaga lain. Kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan wirausaha baru dan mengembangkan yang sudah ada," kata Siti pada sesi diskusi UMKM Muda Masa Depan Perekonomian Bangsa di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Jumat (11/10/2024).
Menurut Siti, jumlah wirausaha yang lebih tinggi sangat dibutuhkan untuk mendukung target pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja berkualitas. Wirausaha dianggap sebagai motor penggerak ekonomi yang dapat mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi.
"Rasio kewirausahaan kita masih di angka 3,47%, sedangkan untuk menjadi negara maju kita membutuhkan minimal 4%. Kami berharap semakin banyak wirausaha yang lahir dengan inovasi berbasis teknologi dan riset," ujar dia.
Program Pendukung Wirausaha
Dalam rangka mencapai target ini, Siti menjelaskan bahwa pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM telah meluncurkan berbagai program pendukung, salah satunya adalah Entrepreneur Hub. Platform ini memberikan bimbingan bagi calon wirausaha yang masih bingung bagaimana memulai usaha atau mengembangkan bisnis mereka. Siti menegaskan pentingnya dukungan ini untuk membantu menjawab tantangan yang sering dihadapi oleh para wirausaha muda.
Program lain yang ditawarkan adalah konsultasi dan pendampingan langsung, serta program inkubasi bagi startup. Melalui kolaborasi dengan berbagai universitas dan lembaga seperti UGM, program ini membantu wirausaha dalam membangun dan mengembangkan bisnis mereka hingga siap bersaing di pasar global. Selain itu, akses pembiayaan juga menjadi perhatian serius pemerintah.
"Kami tahu tantangan pembiayaan sering kali menjadi penghambat bagi wirausaha muda. Oleh karena itu, kami berkolaborasi dengan lembaga non-perbankan seperti venture capital dan angel investor, serta menyediakan skema KUR dengan bunga yang disubsidi pemerintah," jelas Siti.
Menurut Siti, pemerintah juga memiliki ambisi besar untuk membawa lebih banyak wirausaha Indonesia bersaing di pasar global. Dengan memperluas akses ke pasar internasional dan memfasilitasi business matching serta financial pitching, wirausaha Indonesia diharapkan mampu berinovasi dan bersaing di kancah global.
“Kami sedang mendorong startup Indonesia agar bisa go global. Ini adalah bagian dari roadmap kami, agar wirausaha lokal bisa menjadi pemain besar di pasar internasional,” kata Siti.
Dengan inisiatif-inisiatif ini, pemerintah berharap dapat mempercepat pertumbuhan rasio kewirausahaan di Indonesia. Pertumbuhan ini tidak hanya penting untuk menciptakan lapangan kerja baru, tetapi juga untuk memastikan Indonesia dapat bersaing secara ekonomi di tingkat global.
Dengan perubahan regulasi dan tantangan yang ada di depan, wirausaha harus terus berinovasi dan memanfaatkan teknologi yang ada untuk memperluas bisnis mereka.
Program entrepreneur hub yang melibatkan kampus ini juga menjadi ajang untuk mengembangkan ekosistem bisnis bagi pelaku UMKM dengan melibatkan berbagai stakeholder.
Alternativa Film Awards and Festival menghadirkan sistem alternativa untuk mengakui para sineas dari industri berkembang yang belum dikenal secara luas.