Tingkatkan Kualitas Udara, Indonesia Gandeng Bloomberg Philanthropies dan ViriyaENB
EKONOMI & BISNIS
Nov 23 2023, 11.18
Kualitas udara di wilayah Jabodetabek telah menurun selama beberapa bulan terakhir. Ini karena musim kemarau yang berkepanjangan tahun ini dan emisi dari kendaraan bermotor serta industri di sekitarnya.
Untuk meningkatkan kualitas udara di wilayah Jabodetabek, pemerintah Indonesia melalui Kemenko Maritim dan Investasi bekerja sama dengan Bloomberg Philanthropies dan ViriyaENB.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin mengungkapkan, inisiatif baru ini bertujuan untuk meningkatkan keahlian teknis dan penelitian data tentang polusi udara, serta mengembangkan rekomendasi kebijakan yang akan menjadi dasar bagi cetak biru nasional untuk meningkatkan standar kualitas udara di kota-kota di Indonesia.
“Kemitraan baru ini diharapkan dapat melengkapi upaya Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih dan meningkatkan ketahanan iklimnya. Kualitas udara telah menjadi prioritas utama menyusul meningkatnya polusi udara di wilayah Jabodetabek. Oleh karena itu, kami sangat senang dapat menjalin kemitraan baru dengan Bloomberg Philanthropies dan ViriyaENB, karena mereka akan membawa keahlian dan solusi kelas dunia,” jelas Rachmat dalam keterangan tertulis di Jakarta.
"Polusi udara merupakan tantangan lingkungan dan kesehatan masyarakat yang hanya dapat diatasi dengan data yang akurat, kemauan politik, dan kemitraan yang kuat," ujar Antha Williams, yang memimpin Program Lingkungan Bloomberg Philanthropies.
Melalui kolaborasi baru dengan Pemerintah Indonesia ini, kata Williams, Bloomberg Philanthropies berharap dapat bekerjasama dengan para mitra dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk memastikan wilayah Jabodetabek memiliki akses terhadap udara bersih yang akan meningkatkan kesehatan dan memperkuat perekonomian.
"Hasil dari inisiatif ini, yang akan dibangun di atas fondasi data yang akurat dan transparan, tidak hanya akan mengurangi dampak polusi udara berbahaya di Jabodetabek, tetapi juga menyediakan cetak biru untuk diikuti oleh seluruh Indonesia," ujar Suzanty Sitorus, Direktur Eksekutif ViriyaENB.
Polusi udara merupakan salah satu masalah global yang paling mendesak. Hampir tidak ada wilayah perkotaan yang memiliki kualitas udara yang memenuhi pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sebanyak 41% kota memiliki polusi udara tujuh kali lebih tinggi dari rekomendasi WHO, yang berarti penduduknya menghirup udara dengan polusi berbahaya yang dapat menyebabkan serangkaian masalah kesehatan seperti asma dan penyakit pernapasan lainnya.
Polusi udara juga dikaitkan dengan 7 juta kematian dini setiap tahunnya. Di seluruh dunia, polusi udara merugikan perekonomian global sebesar USD8,1 triliun, atau setara dengan 6,1% dari PDB global.