Hati-hati, Relaksasi yang Dipaksakan Bisa Membuat Otak Anda Stres

blog_10

GAYA HIDUP

Jul 25 2024, 16.38

Apabila Anda sadar sedang mengalami stress dan perlu rileks maka itu merupakan hal yang baik untuk membantu diri Anda sendiri.

Namun, ketika menemukan cara untuk menghilangkan stres justru menambah stres dalam hidup Anda, yang dapat meningkatkan kecemasan dan kekhawatiran.

"Istilah ini mengacu pada fenomena atau pengalaman orang-orang yang berada dalam keadaan cemas atau stres yang mencoba untuk menenangkan diri dan merasa lebih rileks dengan memaksakan diri untuk beristirahat atau bersantai," kata Dr. Michael Schirripa, psikiater, pembawa acara podcast dan penulis novel Mindhunt, dikutip dari Healthline.

Ketika orang memaksakan diri untuk rileks, mereka bisa menjadi lebih cemas, dan mereka mungkin lebih khawatir tentang seberapa baik atau efisiennya mereka bisa rileks.

"Penelitian menunjukkan bahwa jika Anda sudah berjuang dengan kecemasan umum atau terlalu banyak berpikir, Anda mungkin lebih rentan terhadap stres. Bukti lain mengatakan bahwa individu yang mengalami stresslaxing mungkin juga mengalami serangan panik sebagai tambahan dari stres dan kecemasan mereka. Dan ada juga yang menjadi depresi karena mereka tidak dapat bersantai dengan bebas," kata Michael.

Bagaimana Otak Menolak Relaksasi yang Dipaksakan?

Dalam banyak hal, otak menolak relaksasi yang dipaksakan, terutama bagian otak yang disebut amigdala, yang selalu mencari bahaya.

"Kita perlu mengingat bahwa otak kita selalu 'aktif' dan sebenarnya dirancang untuk merasa cemas. Bagaimanapun juga, rasa cemas itu dapat membuat kita tetap hidup karena kita selalu waspada terhadap potensi bahaya yang mungkin mengancam kita," kata Schirripa.

Menurut Serani, orang yang hidup dengan kecemasan, kekhawatiran, dan perenungan memiliki kesulitan dengan kontrol kognitif, yang berarti mereka merasa sulit untuk menunda pikiran tertentu.

"Di sisi lain, ada beberapa orang yang mungkin perlu untuk tetap sibuk karena secara tidak sadar, menjadi tenang, memiliki ruang, dan mengalami kemudahan dapat memunculkan pikiran negatif atau ingatan tentang pengalaman traumatis," tambahnya.

Sementara itu, untuk membantu relaksasi otak agar lebih tenang, dapat dilakukan dengan sejumlah cara berikut ini:

* Membuat batasan antara pekerjaan kantor dan kegiatan sehari-hari di dalam rumah.

* Fokus pada pekerjaan yang telah berhasil diselesaikan, agar dapat menghargai diri sendiri dengan membuat sebuah perayaan kecil.

* Melakukan meditasi selama lima menit dengan menarik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan melalui mulut, yang disertai senyum kecil agar hati tenang.

* Mendengarkan alunan musik yang santai, atau tidur siang sebentar untuk mengistirahatkan pikiran.

Penulis : Dewi Mariya Ulfah

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Copyright Katadata 2022