Studi: 15-20 Persen Atlet yang Tampil di Olimpiade Menderita Asma

blog_10

LAINNYA

Jul 30 2024, 05.58

Olimpiade adalah pesta olahraga terbesar di dunia. Ajang ini menjadi mimpi para atlet di seluruh dunia. Mereka berlomba mengeluarkan seluruh kemampuan terbaiknya untuk bisa meraih medali.

Namun, sebuah studi yang diterbitkan dalam Scandinavian Journal of Medicine & Science in Sports menyebut, 15-20 persen atlet yang tampil di Olimpiade menderita asma.

Studi yang sama menyatakan bahwa hingga 80 persen atlet olahraga ketahanan dipengaruhi oleh bronkokonstriksi yang diinduksi oleh olahraga (EIB), atau dikenal sebagai asma yang diinduksi oleh olahraga.

Asma adalah penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan peradangan dan penyempitan saluran udara kecil. Gejalanya meliputi sesak napas, batuk, mengi, dan rasa sesak di dada yang dapat memicu serangan asma yang berpotensi mengancam nyawa jika terjadi secara ekstrem. 

Pada 2019, terdapat 455.000 kematian yang terkait dengan kondisi ini di seluruh dunia, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).  Inhaler diresepkan sebagai pengobatan dalam dua bentuk: inhaler pencegah (berwarna cokelat), yang digunakan setiap hari, dan inhaler pereda (berwarna biru), untuk mengatasi gejala bila diperlukan. 

Meskipun paling sering didiagnosis pada masa kanak-kanak, asma juga dapat berkembang pada usia dewasa. Genetika, alergi, polusi, dan infeksi paru-paru semuanya terdaftar sebagai penyebab potensial oleh National Health Service (NHS) Inggris. Namun, masih ada kekurangan bukti ilmiah untuk memastikannya.

Olahraga dengan daya tahan tinggi memicu gejala pada sembilan dari 10 penderita asma, menurut Asthma + Lung UK, sebuah organisasi nirlaba. Hal ini juga dapat memiliki efek yang sama pada mereka yang tidak memiliki asma yang telah didiagnosis sebelumnya.

“Jika Anda seorang atlet elit, Anda dua kali lebih mungkin mengalami kondisi yang berhubungan dengan asma dibandingkan jika Anda hanya anggota masyarakat umum,” kata John Dickinson, seorang Profesor di bidang Ilmu Olahraga dan Latihan di University of Kent, kepada Euronews Health.

Bronkokonstriksi akibat olahraga (EIB), atau asma akibat olahraga, mengacu pada jenis asma yang dipicu oleh aktivitas fisik yang berat, terutama dalam kondisi dingin dan kering. 

“Ketika Anda berolahraga, tingkat ventilasi Anda meningkat, sehingga Anda menghirup lebih banyak udara. Dan banyak dari udara ini keluar melalui mulut kita. Jadi, pada saat masuk ke paru-paru kita, udara tersebut cukup kering dan belum disaring serta belum dihangatkan,” jelas Dickinson.

Penulis : Doddy Rosadi

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Generic placeholder image

Risko dan Bahaya Menyalakan Lilin Beraroma di Rumah

GAYA HIDUP

Jan 03 2024, 17.14

Menggunakan wewangian telah dikaitkan dengan migrain, iritasi mata dan tenggorokan, serta risiko penyakit pernapasan.


Copyright Katadata 2022