Iwan Fals Tanam Pohon di Mangkunegaran Sebelum Konser Dua Generasi
LAINNYA
Aug 18 2024, 12.25
Musisi legendaris Iwan Fals melanjutkan komitmennya yang berlangsung sejak tahun 2003 terhadap pelestarian lingkungan dengan menanam pohon pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 di Pura Mangkunegaran.
Penanaman pohon ini disambut baik oleh Pengageng Mangkunegaran, K.G.P.A.A. Mangkoenagoro X yang juga sangat peduli terhadap isu berkelanjutan. Momen ini bertepatan dengan musisi Iwan Fals yang akan tampil di "Konser Musik Dua Generasi" pada 18 Agustus 2024.
Aksi penghijauan merupakan rutinitas yang kerap dilakukan musisi yang akrab disapa “Om Iwan” sebelum manggung.
“Setiap konser adalah kesempatan untuk lebih dari sekadar musik. Ini adalah momen untuk memberi kembali kepada bumi dengan menanam pohon. Tradisi ini sudah menjadi bagian dari setiap penampilan saya, karena melindungi lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama,” kata Iwan Fals di Mangkunegaran, Sabtu (17/8/24).
Sejalan dengan itu, komitmen Mangkunegaran terhadap pelestarian lingkungan telah lama tercermin dari proyek-proyek hijau sebelumnya. Taman Balekambang yang dibangun oleh K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII, dan Pracima Tuin hasil upaya MN VII, menunjukkan konsistensi Mangkunegaran dalam menjaga dan meningkatkan penghijauan di kawasan tersebut.
Dalam acara ini, K.G.P.A.A. Mangkunegoro X, Iwan Fals beserta istri, Rosana Listanto, yang juga memiliki kepedulian mendalam terhadap isu keberlanjutan turut ambil bagian dalam kegiatan ini. Ketiganya menanam bibit pohon Sawo Kecik, yang dikenal memiliki filosofi luhur.
Pohon Sawo Kecik dikenal sebagai simbol kebaikan dan kebijaksanaan. Dalam bahasa Jawa, "kecik" yang berasal dari kata 'becik' memiliki arti kebaikan. Pohon ini memiliki arti filosofi 'sarwa becik' yang bermakna serba baik.
K.G.P.A.A. Mangkoenagoro X mengungkap bahwa filosofi ini menjadi pengingat setiap tindakan baik, sekecil apapun, memiliki potensi untuk membawa perubahan yang signifikan. Selain itu, Sawo Kecik juga menjadi simbol harapan akan keberkahan dan kesejahteraan yang berkelanjutan.
Ia melanjutkan, penanaman pohon yang dilakukan di Pintu Timur ini juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Secara tradisional, arah timur sering dianggap sebagai simbol awal yang baru, kebangkitan, dan harapan. Sehingga, dalam konteks penanaman pohon, lokasi di pintu timur dapat menandakan harapan untuk pertumbuhan, keberlanjutan, dan awal baru bagi lingkungan yang lebih hijau dan seimbang.
“Ini juga bisa menjadi simbol keterbukaan dan kesiapan untuk menerima perubahan positif yang datang dari alam, seiring dengan matahari yang terbit dari timur setiap hari, membawa cahaya dan kehidupan baru,” kata K.G.P.A.A. Mangkoenagoro X.
Melalui aksi ini, tidak hanya merayakan kemerdekaan dengan cara yang berarti tetapi juga menginspirasi masyarakat untuk terus menjaga dan melestarikan alam. Upaya ini juga diharapkan dapat menjadi contoh dan motivasi bagi banyak pihak untuk berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan dan mewariskan bumi yang lebih hijau untuk generasi mendatang.
Acara penanaman pohon ini diakhiri dengan Mangkunegaran Soiree, sebuah momen santai di sore hari yang diadakan di Pracima Tuin, Pura Mangkunegaran. Para tamu diundang untuk menikmati waktu berkualitas sambil menikmati teh dan kudapan canape yang disajikan.
Pengetan Kamardikan Indonesia diharapkan menjadi perayaan yang meriah dan penuh makna, menampilkan hiburan berkualitas serta merayakan kemerdekaan Indonesia dengan semangat yang tinggi.
Pengetan Kamardikan Indonesia di Pura Mangkunegaran bertujuan untuk merayakan warisan budaya Indonesia sambil mempromosikan ekonomi digital yang berkembang pesat di Solo.