Nostalgia Lagu Cinta Era 90-an bersama Richard Marx
LAINNYA
Oct 06 2023, 08.33
Di akhir era 80-an, dunia dibuat jatuh cinta oleh lagu Right Here Waiting yang dibawakan Richard Marx. Lagu itu bertengger selama tiga minggu di Billboard Hot 100, tangga lagu paling bergengsi di dunia.
Kamis (5/9/2023) malam, Richard Marx memuaskan kerinduan ribuan fansnya yang memenuhi The Kasablanka Hall dengan melantunkan lagu tersebut di depan piano, persis seperti yang dia tampilkan di video klip.
Right Here Waiting – seperti sudah diperkirakan – menjadi lagu penutup konser The Songwriter Tour yang digelar sejak awal tahun ini.
“Malam ini akan menjadi konser terakhir The Songwriter Tour di Asia, semoga Anda bisa menikmati. Saya akan menghibur Anda di sepanjang mala mini,” sapa Marx kepada fansnya.
Musisi kelahiran 15 September 1963 di Chicago itu membukaa konser The Songwriter Tour di Jakarta dengan lagu Believe in Me. Sambutan penonton belum terlalu antusias.
Suasana mulai panas ketika mantan suami Cynthia Rhodes itu menyanyikan Take This Heart yang diambil dari album Rush Street keluaran 1991 itu. Iringan suara penonton mulai membahana ketika intro Endless Summer Night mengumandang.
Tanpa diberi komando, penonton yang memadati The Kasablanka Hall ikut bernyanyi.
“And I remember how you love me, time was all we had until the day we said goodbye. I remember every moment, it was an endless summer night….”
Lagu inilah yang membuat nama Richard Marx mendunia. Endless Summer Night menjadi lagu pertamanya yang bisa menembus 3 besar di Billboard Hot 100.
Penonton semakin histeris ketika bapak tiga anak itu memberikan bocoran bahwa lagu yang akan dinyanyikan berikutnya adalah Angelia. Lagu ini merupakan single ketiga dari album Repeat Offender yang dirilis pada 1989.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah Billboard, Richard mengungkapkan, Angelia adalah nama seorang pramugari yang melayani dirinya ketika Tengah berada di pesawat. Dia kagum dengan kecantikan sang pramugari serta keramahannya.
Setelah itu, peraih satu Grammy Award tersebuut melantunkan dua lagu anyar yaitu Front Row Seat serta Same Heartbreak. Ada yang berbeda dari konser Richard Marx pertama di Indonesia pada 1990 lalu. Ketika itu, Marx tidak tampil full band. Kamis malam, dia ditemani oleh pemain bas, gitar dan juga drum.
Tepuk tangan penonton kembali membahana ketika layar di atas panggung memperlihatkan tiga anak Richard Marx yaitu Brandon, Jesse dan Lucas memainkan intro lagu Will You Love Me.
Di atas panggung, para pemain band beristirahat dan meninggalkan Richard Marx sendirian.
“Sebagai seorang bapak dari tiga anak, saya sangat terkejut ketika mereka mengatakan sangat menyukai lagu ini. Lalu saya memutuskan untuk merekam ulang lagu ini. Malam ini, saya akan bernyanyi bersama Brandon, Jesse dan Lucas yang bisa Anda lihat dari rekaman video di layar,” ungkap Richard Marx.
Musisi berusia 60 tahun itu masih terlihat prima di atas panggung, sesekali turun mendekati penonton dan mengajak mereka untuk bernyanyi bersama.
Setelah usai membawakan Keep Coming Back, Richard Marx kembali menghipnotis penonton lewat lagu Hold on to the Night. Lagu ini adalah lagu pertamanya yang bisa menempati posisi pertama di Billboard Hot 100.
“Hold on to the night, hold on to the memories, I wish that I could give you more and I could be yours……”
Now dabn Forever yang merupakan single pertama dari album Paid Vacation menjadi lagu ke-10 yang dibawakan Richard Marx.
Hazard adalah satu-satunya lagu Richard Marx yang penuh dengan misteri. Lagu ini bercerita tentang seorang pria yang jatuh cinta kepada Mary. Tiba-tiba, dia harus berhadapan dengan polisi karena Mary ditemukan tewas dan dia adalah orang terakhir yang terlihat bepergian bersama perempuan itu di pinggir pantai.
“I swear I left her by the river. I swear I left her safe and sound. I need to make it to the river and leave this old Nebraska Town…….”
Ketika ditanya siapa sebenarnya yang membunuh Mary di lagu itu, dalam sebuah wawancara Richard Marx hanya mengatakan, tidak ada yang tahu siapa pembunuh Mary.
Berikutnya, Moscow Calling menjadi lagu dengan tempo rock yang dilantunkan Marx. Lagu itu diambil dari album terbarunya The Songwriter.
Meski dikenal sebagai seorang penyanyi pop rock, Richard Marx juga penulis lagu yang andal. Hampir sebagian besar hitsnya ditulis sendiri. Dia juga menuliskan lagu untuk musisi lain, salah satunya NSync. This I Promise You adalah lagu yang memomulerkan nama Justin Timberlake dkk dan lagu itu ditulis oleh Richard Marx.
Dia turun panggung dan mengajak tiga penonton perempuan menyanyikan bersama lagu itu.
“And I will take you in my arms. And hold you right where you belong. 'Til the day my life is through. This I promise you…….”
Sebenarnya ada satu lagu ciptaan Richard Marx yang juga dinyakikan musisi lain dan meraih sukses yaitu Dance with My Father. Lagu yang dipopulerkan Luther Vandross ini membuat Marx meraih Grammy Award untuk kategori penulis lagu.
Setelah This I Promise You, Marx membawakan Satisfied, single pertama dari album Repeat Offender yang juga menjadi nomor satu di Amerika. Dua lagu berikutnya adalah Holiday dan Shoould’ve Known Better.
Selama 90 menit, Richard Marx menghibur penonton dengan suara dan juga gitar yang selalu melingkar di tubuhnya. Ketika dia beranjak ke piano, para penonton kembali histeris. Apalagi setela terdengar intro dari lagu Right Here Waiting.
Ini adalah lagu Richard Marx yang paling sukses di seluruh dunia. Lagu ini juga sempat dinobatkan sebagai salah satu lagu cinta terbaik di era 80-an.
“Wherever you go, whatever you do, I will be right here waiting for you. Whatever it takes or how my heart breaks, I will be right here waiting for you….”
Reffrain di atas menjadi yang paling dihapal oleh penonton di The Kasablanka Hall. Siapa yang tidak kenal dengan lagu Right Here Waiting? Bukan hanya pecinta musik di era 80-an dan 90-an, lagu itu juga masuk dalam daftar lagu yang paling sering diputar di acara pernikahan.
Lagu ini sebenarnya dibuat dari surat cinta yang dikirimkan Richard Marx kepada istrinya (saat itu) Cynthia Rhodes. Ketika itu, Richard Marx tengah menjalani tur album pertamanya. Sang istri juga melakukan tur bersama grup musiknya Animotion. Kerinduan kepada sang istri itulah yang membuat Richard Marx menuliskan surat yang kemudian diubah menjadi sebuah lagu.
Right Here Waiting, lagu ke-17 yang dibawakan Richard Marx di atas panggung, akan selalu dikenang sebagai lagu terbaik yang pernah dibawakannya. Lagu itu juga yang menutup kerinduan para pecinta musik Indonesia khususnya fans Richard Marx. Selama 90 menit, Richard Marx membangkitkan kembali nostalgia di era 80-an dan 90-an dengan lagu-lagu cintanya.
Acara ini juga akan dimeriahkan oleh penampilan pembuka dari Pastel Badge, band indie yang sedang naik daun, serta kolaborasi eksklusif dengan musisi berbakat Suar Nasution.