Misi Perdamaian as1one, Boy Band yang Personilnya Warga Negara Israel dan Palestina

blog_10

LAINNYA

Nov 24 2023, 07.44

Sekitar seribu pemuda dari Israel dan Palestina yang berasal dari kota-kota besar dan juga desa-desa kecil berbondong-bondong mengikuti audisi. Hanya ada enam orang yang akan dipilih sebagai pemenang. Keenam pemenang tersebut akan menjadi personel grup musik yang khusus dibentuk pascaaudisi yang digelar pada 2021 lalu.

Enam pemuda yang keluar sebagai pemenang adalah: Sadik Dogosh, seorang Muslim Badui Palestina berusia 20 tahun dari Rahat, Israel. Lalu ada Neta Rozenblat, seorang Yahudi Israel yang berusia 22 tahun yang tumbuh besar di Tel Aviv, tempat ia belajar ilmu komputer sebelum terjun ke dunia tarik suara. Berasal dari Haifa, Aseel Farah, seorang Kristen Palestina, 22 tahun, adalah rapper grup ini dan mengaku sebagai seorang introvert. 

Personel keempat adalah Nadav Philips, seorang Yahudi Israel berusia 23 tahun, dibesarkan di dekat Tel Aviv, mengidolakan Mariah Carey dan pernah tampil sebagai penyanyi pernikahan. Berikutnya ada Niv Lin, 22 tahun, seorang Yahudi Israel dari sebuah kota gurun di Israel selatan dan bermain bola basket profesional sebelum beralih ke dunia tarik suara.  Terakhir, Ohad Attia, juga berusia 22 tahun dan seorang Yahudi Israel, dibesarkan di Tel Aviv dengan bernyanyi dan bermain gitar.

Enam pemuda itu menyanyikan lagu-lagu balada dan lagu-lagu yang melelehkan hati tentang gadis-gadis dan cinta. Seperti boy band pada umumnya, mereka juga menari seolah-olah seluruh dunia sedang menyaksikannya. Nama grup musik yang mereka gunakan adalah as1one.

Keenam pemuda itu sadar telah bergabung dengan sebuah kelompok yang terdiri dari orang-orang Palestina dan Israel. Namun, mereka tidak dapat memprediksi bahwa pesan persatuan mereka akan diuji secara intens bahkan sebelum merilis musik apa pun.

Ketika Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober lalu, para personel as1one tengah berada di Amerika untuk merekam album perdana. Mereka sempat diberi opsi untuk segera pulang ke Israel. Namun, enam pemuda ini memutuskan untuk tetap di Los Angeles.

"Pada awalnya, kami benar-benar merasa sedih karena kami tidak bisa melakukan apa-apa. Kami juga tidak bisa membantu keluarga dan teman-teman kami di Israel. Namun kemudian ketika Anda memikirkannya, Anda benar-benar menyadari bahwa kami memiliki misi dan kami dapat membantu. Kita bisa menunjukkan kepada dunia,” kata Attia, dikutip dari laman Billboard.

Keesokan harinya, as1one pergi ke sesi studio dan bertemu dengan penulis-produser lagu Jenna Andrews dan Stephen Kirk, yang menciptakan lagu hits seperti "Butter" dan "Permission To Dance" dari BTS. 

"Momen-momen terberat adalah saat sesi penulisan lagu. Saya diberitahu tentang dua teman yang terbunuh, Niv diberitahu tentang teman-temannya yang terbunuh. Bnyak dari kami yang mengetahui hal-hal yang sangat mengerikan selama sesi itu, belum lagi sekarang ada perang yang sedang berlangsung,” kata Rozenblat.

Namun pada akhir sesi, mereka akhirnya memiliki sebuah lagu baru. As1one telah merekam tujuh lagu dalam empat minggu sejak kedatangannya di Los Angeles, dengan kolaborator termasuk Andrews, Kirk, Danja (lagu "Say It Right" dari Nelly Furtado, "SexyBack" dari Justin Timberlake, "Gimme More" dari Britney Spears), Justin Tranter (co-writer untuk Justin Bieber, Selena Gomez, Maroon 5, dan Imagine Dragons), serta Y2K (lagu "Attention" dari Doja Cat).

Pertaruhan yang dihadapi as1ione sangat tinggi dan menjadi jauh lebih tinggi dalam enam minggu terakhir ketika pecah perang Hamas vs Israel. Delapan dari teman dan anggota keluarga kelompok ini telah terbunuh dalam konflik tersebut. Hal ini akan sangat berat bagi siapa pun dan juga bagi keenam pemuda yang kini tinggal 7.500 mil dari rumah mereka. Namun, mereka menghadapinya dengan sikap yang luar biasa.

"Tidak ada cara yang bisa menggambarkan betapa buruknya perasaan Anda. Naluri pertama adalah kembali dan bersama dengan teman dan keluarga. Kemudian beberapa hari kemudian, Anda menyadari bahwa tidak ada pelayanan yang lebih baik bagi dunia daripada apa yang kita lakukan (bermain musik), dan itu hanya memberi kita tujuan yang lebih besar,” kata Phillips.

"Kami tidak ingin menjadi politis. Kami hanya ingin menjadi kemanusiaan,” ujar Farah.

Saat ini, pesan yang melekat pada grup Israel-Palestina bernama as1one ini dapat memberikan makna yang lebih besar daripada yang bisa dibayangkan, terlepas dari apa yang mereka nyanyikan. Pembicaraan sekarang bukan hanya tentang menjadi band terbesar di dunia, tapi juga tentang Hadiah Nobel Perdamaian.

"Anda mungkin mengatakan bahwa ini adalah tujuan yang tidak masuk akal (Nobel Perdamaian). Namun, ini telah menjadi hal yang sangat penting,” kata Ken Levithan, eksekutif musik yang membentuk grup as1one.

Penulis : Doddy Rosadi

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Copyright Katadata 2022