AwanTunai Terima Pinjaman dari HSBC Sebesar Rp300 Miliar

blog_10

TEKNOLOGI DIGITAL

Jul 26 2024, 23.06

HSBC memberikan pinjaman sebesar Rp 300 miliar (sekitar 18,5 juta dolar AS) untuk perusahaan fintech Indonesia AwanTunai. Kesepakatan ini merupakan bagian dari ASEAN Growth Fund, sebuah dana pinjaman sebesar 1 miliar dolar AS yang ditujukan untuk perusahaan-perusahaan yang memperluas bisnisnya melalui platform digital di seluruh Asia Tenggara. 

Head of Commercial Banking HSBC untuk Asia Tenggara, Amanda Murphy, menyatakan, dana ini berbeda dari pinjaman perbankan tradisional karena berfokus pada potensi bisnis peminjam daripada kinerja historis mereka atau ketersediaan jaminan.

Di sisi lain, dana ini juga berbeda dari utang ventura karena HSBC tidak mencari potensi pembayaran dalam bentuk kepemilikan saham di perusahaan peminjam. 

"Kami tidak akan pernah mempengaruhi keputusan yang diambil dan bagaimana perusahaan-perusahaan itu dijalankan. Jadi, ini adalah hubungan yang berbeda," kata Amanda dalam keterangan tertulis.

Sebelum kesepakatan ini, HSBC memberikan pinjaman sebesar 30 juta dolar AS untuk perusahaan aquatech lokal eFishery dan fasilitas lainnya sebesar 100 juta dolar ASuntuk platform paylater Akulaku. HSBC mengungkapkan, kedua kesepakatan dengan perusahaan rintisan Indonesia ini juga merupakan bagian dari ASEAN Growth Fund.

Menurut Amanda, dana ini mencerminkan lanskap pasar yang berubah, yang mendorong bank untuk melakukan hal-hal secara berbeda. 

"Ketika klien-klien kami masuk ke ekonomi baru, kita juga harus bergerak dan mendukung mereka. Kita harus belajar bagaimana membangun model-model bisnis yang berbeda, menilai dan mengelola risiko, serta jelas tentang toleransi risiko kita," jelas Amanda.

Sebagai perusahaan rintisan, AwanTunai fokus melayani pemberian pinjaman kepada pelanggan di segmen rantai pasok produk konsumen (Fast Moving Consumer Goods – FMCG) dan bahan pokok yang didalamnya terdiri atas tipe pelanggan Warung, Grosir dan Distributor. 

"Kami saat ini telah mencapai 1,2 miliar dolar AS dalam pencairan pinjaman tahunan, dan kami berharap mencapai 2 miliar dolar AS pada akhir tahun ini. Fasilitas utang ini akan mempercepat rencana pertumbuhan kami," kata Chief Financial Officer AwanTunai, Shilpa Gautam.

Dia menjelaskan, dana ini akan digunakan untuk memperluas operasi AwanTunai ke Kalimantan dan Sulawesi. Saat ini, perusahaan memiliki klien-klien di Jawa, Sumatera, dan Bali.

Salah satu pendiri AwanTunai Rama Notowidigdo menjelaskan, beberapa perusahaan teknologi sedang mencoba masuk ke segmen bisnis pemberian pinjaman kepada pelanggan yang sama dengan AwanTunai namun banyak yang mengalami kegagalan, tambahnya.  Cara pandang yang salah dalam terhadap ekosistem pada bisnis tersebut adalah penyebab utamanya.

 "Semua berpikir ini adalah segmen yang sederhana, dan itu adalah jebakan paling umum. Ketika kami membangun perusahaan pemberi pembiayaan di segmen ini, maka permainannya benar-benar berbeda," kata Rama.

Rama juga mencatat bahwa investor teknologi masih memiliki cukup dana untuk disalurkan ke start-up meskipun sedang terjadi tech winter. Bahkan, AwanTunai telah mengumpulkan 27,5 juta dolar AS dalam putaran pendanaan seri B antara lain dari Dana Investasi Pemerintah Norwegia Norfund dan perusahaan investasi Finlandia, FinnFund, pada bulan Maret 2024.  

"Tech winter hanya terjadi pada perusahaan yang tidak memiliki bisnis yang memberikan dampak nyata," pungkas Rama.

Penulis : Doddy Rosadi

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Generic placeholder image

HSBC Indonesia Bantu AwanTunai Tingkatkan Ekosistem UMKM

EKONOMI & BISNIS

Aug 01 2024, 18.50

AwanTunai memiliki fokus dalam melayani pemberian pinjaman kepada pelanggan di segmen rantai pasok produk konsumen.


Event Akan Datang

View all events

Related Events

 Mar 08 2022

 Jun 28 2022

 Aug 24 2022

Copyright Katadata 2022