Jelang IIGCE 2024, Pertamina Geothermal Energy Percepat Pengembangan Panas Bumi

blog_10

EKONOMI & BISNIS

Sep 17 2024, 11.13

The 10th Indonesia International Geothermal Convention & Exhibition (IIGCE) 2024, akan berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC) pada 18-20 September 2024. Pada acara itu, PT Pertamina Geothermal Energy akan kembali menyampaikan pesan pentingnya peran panas bumi.

Direktur Utama PGE Julfi Hadi mengungkapkan, Indonesia memiliki total potensi panas bumi sebesar 24 GW, setara dengan 17% cadangan global dan terbesar kedua setelah Amerika Serikat.

Sebagian besar cadangan merupakan sumber daya berkualitas tinggi, atau kategori high enthalpy (bersuhu tinggi) yang sangat sesuai untuk pembangkit listrik. Pemanfaatan 30% saja dari potensi energi panas bumi Indonesia tersebut akan mampu memperkuat ketahanan energi nasional. Karena itu, diperlukan upaya percepatan pengembangan energi panas bumi.

“Untuk mencapai target bauran energi nasional pada 2033 dibutuhkan penambahan kapasitas terpasang 4,4 GW yang diperkirakan akan menarik investasi sebesar USD 27 – 28 miliar. Untuk setiap investasi sebesar USD 1 di sektor bisnis hijau seperti panas bumi akan menghasilkan peningkatan Produk Domestik Bruto sebesar USD 1,25, memberikan manfaat berganda signifikan bagi ekonomi Indonesia. Tak hanya itu, diperkirakan 70-100 lapangan kerja akan tercipta untuk setiap USD 1 juta investasi di sektor panas bumi,” kata Julfi dalam keterangan tertulis.

Julfi Hadi juga menekankan bahwa panas bumi adalah sumber energi terbarukan yang stabil, andal, dan berperan penting dalam mendukung transisi energi Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional. Panas bumi memiliki dua karakteristik penting untuk mendukung peran tersebut:

Pertama, potensi panas bumi di Indonesia sebagian besar (70-80%) terletak di wilayah yang memiliki kebutuhan energi listrik terbesar, yaitu Jawa dan Sumatra. Karena itu, pengembangan energi panas bumi secara langsung mampu memenuhi kebutuhan energi hijau Indonesia seiring dengan bertumbuhnya ekonomi.

Kedua, selain tidak bersifat intermittent, dalam memberikan pasokan listrik secara terus menerus, pembangkit panas bumi memiliki capacity factor sekitar 90% yang berarti efisiensi sangat tinggi antara kapasitas terpasang dan daya listrik aktual yang mampu dibangkitkan. Karakteristik ini membuat panas bumi memiliki potensi besar sebagai energi hijau yang menjadi pemikul beban dasar kelistrikan (green baseload) masa depan.

Gelaran IIGCE 2024 yang bertema "Powering Together: Stakeholder Unity in Geothermal Innovation & Acceleration" merupakan forum penting dalam menggalang kolaborasi seluruh pemangku kepentingan untuk mempercepat pengembangan energi panas bumi. 

Julfi Hadi mengingatkan bahwa periode satu dekade ke depan sangat krusial bagi pelaku industri panas bumi, mengingat pencapaian target kapasitas panas bumi 7 GW pada 2033 sesuai target bauran energi nasional membutuhkan penambahan kapasitas terpasang 400- 500 MW per tahun atau empat kali lipat penambahan kapasitas selama 10 tahun terakhir.


Penulis : Doddy Rosadi

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Generic placeholder image

Indonesia Hadapi Tantangan Perubahan Iklim Melalui Pemanfaatan Energi Panas Bumi

LAINNYA

Jul 11 2024, 07.41

Transisi energi menuju energi terbarukan juga telah muncul sebagai solusi penting dalam menghadapi tantangan global yang mendesak.


Generic placeholder image

Stok Panas Bumi Berlimpah, Indonesia Akan Ekspor Energi Bersih

EKONOMI & BISNIS

Oct 27 2023, 06.38

Indonesia memiliki 40 persen potensi sumber daya panas bumi di dunia.


Event Akan Datang

View all events

Related Events

 Apr 05 2022

 Sep 07 2022

 Mar 21 2023

Copyright Katadata 2022