Graham Walker, “Sinterklas” yang Bagikan Bonus Rp4 Triliun kepada 540 Karyawan

blog_10

EKONOMI & BISNIS

Dec 26 2025, 16.44

Lesia Key sudah bekerja di pabrik Fibrebond, Louisiana Amerika Serikat selama 29 tahun. Ketika pertama kali bergabung, Key menerima gaji 5,35 dolar AS per jam atau sekitar Rp90 ribu per jam.

Suatu hari, dia melihat ada surat di atas mejanya. Tak lama setelah membaca isi surat itu, Key langsung berlinang air mata. Surat itu bertuliskan jumlah nominal bonus yang diterimanya dari perusahaan. Jumlahnya sangat fantastis hingga Key tidak bisa berkata apa-apa.

“Saya akan menggunakan bonus ini untuk melunasi hipotek dan membuka butik pakaian di kota terdekat. Dulu, kami hidup dari gaji ke gaji, sekarang saya bisa hidup dengan nyaman,” kata Key, dikutip dari The Wall Street Journal.

Sejak menerima bonus itu, Key sudah naik jabatan. Kini, tugasnya mengawasi fasilitas kampus Fibrebond seluas 254 hektare dan menjadi pemimpin untuk 18 orang.

Hong Blackwell yang berusia 67 tahun dan menjabat sebagai manajer asisten senior menerima bonus ratusan ribu dolar AS (lebih dari Rp1,6 miliar). Blackwell yang merupakan imigran dari Vietnam langsung pensiun. Ia membelikan suaminya Toyota Tacoma dan menyimpan sisanya.

“Sekarang saya tidak perlu khawatir. Pensiun saya nyaman dan tenang,” ujar Blackwell.

Bonus itu diberikan oleh CEO Fibrebond Graham Walker. Dia baru saja menjual perusahaannya itu dengan harga 1,7 miliar dolar AS atau lebih dari Rp28 triliun. Sebelum menjual perusahaannya itu kepada Eaton di awal 2025, Walker mengajukan satu syarat.

“15 persen dari nilai penjualan harus diberikan kepada semua karyawan. Kenapa 15 persen, karena angka itu di atas 10 persen,” ungkap Walker.

Dari total nilai penjualan, 540 karyawan menerima bonus 240 juta dolar AS atau lebih dari Rp4 triliun. Masing-masing karyawan rata-rata menerima sekitar 400 ribu dolar atau lebih dari Rp6,7 miliar.

Bonus itu akan dicairkan setiap tahun selama lima tahun ke depan. Ada syarat lain, untuk bisa mendapatkan bonus dalam jumlah utuh, karyawan harus tetap bekerja di Fibrebond.

Pemberian bonus tersebut memberikan dampak positif terhadap perekonomian kota Minden, Louisiana yang hanya dihuni 12 ribu penduduk.

“Pengecer lokal mengalami lonjakan pengeluaran karena karyawan melunasi utang, merenovasi rumah, dan melakukan pembelian yang tertunda lama. Ada banyak pembicaraan tentang jumlah uang yang dibelanjakan,” kata Wali Kota Nick Cox.

Fibrebond didirikan pada 1982 oleh ayah Walker, Claud Walker, dengan dua belas karyawan. Mereka membangun tempat perlindungan untuk peralatan listrik dan telekomunikasi.  

Perusahaan ini berkembang pesat selama booming seluler pada tahun 1990-an lalu hampir bangkrut ketika pabriknya terbakar habis pada tahun 1998. Graham Walker dan saudaranya kemudian mengambil alih operasional sehari-hari, menjual aset, dan melunasi utang sambil mencari pasar baru.

Perubahan arah bisnis terjadi dengan investasi berisiko sebesar 150 juta dolar AS untuk beralih ke produksi modul penutup daya untuk pusat data. Ini merupakan sebuah taruhan yang membuahkan hasil saat permintaan komputasi awan melonjak selama pandemi.

Penjualan melonjak hampir 400% dalam lima tahun, menarik minat akuisisi dari pemain industri besar. Walker mengatakan hal yang sama kepada setiap calon pembeli: 15% dari harga jual harus diberikan kepada karyawan.

Penasehat keuangan perusahaan memperingatkannya bahwa syarat tersebut dapat mempersulit kesepakatan atau memicu gugatan dari mantan karyawan yang tidak mendapat bagian. Keluarga Walker terus membayar karyawan meskipun produksi terhenti, langkah yang hingga kini masih dianggap sebagai dasar budaya loyalitas perusahaan.

Pada awal 2000-an, krisis dot-com memangkas basis pelanggan Fibrebond menjadi hanya tiga klien, memaksa pemutusan hubungan kerja yang mengurangi jumlah karyawan dari sekitar 900 menjadi 320.

Meskipun demikian, Walker tetap melanjutkan. Bonus-bonus tersebut dirancang sebagai insentif retensi, dibayarkan secara tahunan selama lima tahun, dengan syarat sebagian besar karyawan harus tetap bekerja di perusahaan untuk menerima jumlah penuh. Ini merupakan ketentuan yang menurut Walker sangat penting untuk menjaga stabilitas operasional setelah penjualan.

Langkah yang dilakukan Graham Walker bukan hanya membuat hati 540 karyawan Fibrebond membuncah. Tetapi juga merupakan sebuah bukti nyata, bahwa Sinterklas di era modern masih tetap ada. 

Penulis : Doddy Rosadi

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Event Akan Datang

View all events

 Apr 15 2026, 00.00

Related Events

 Apr 05 2022

 Sep 07 2022

 Mar 21 2023

Copyright Katadata 2022