Pendidikan Kesehatan Tentang Menstruasi di Sekolah Masih Minim

blog_10

GAYA HIDUP

May 29 2024, 10.44

Laporan baru berjudul ‘Kemajuan pada air minum, sanitasi, dan kebersihan di sekolah 2000-2023: fokus khusus pada kesehatan menstruasi’ yang diluncurkan oleh United Nations Children's Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO) mengungkapkan beberapa fakta mengenai kesenjangan besar dalam kesehatan dan kebersihan menstruasi di sekolah. 

Dilansir dari laman UNICEF.org, di seluruh dunia, hanya 2 dari 5 sekolah (atau 39 persen) yang menyediakan pendidikan kesehatan menstruasi. Kemudian, produk menstruasi tidak selalu tersedia, karena banyak yang tidak mampu membelinya. Di Afrika sub-Sahara, misalnya, hanya 1 dari 8 sekolah (atau 12 persen) yang menyediakan bahan menstruasi secara gratis atau untuk pembelian.

Fakta lainnya, di banyak negara, siswi remaja juga tidak memiliki akses ke toilet bersih atau ruang pribadi khusus lainnya untuk mengganti produk menstruasi di sekolah. Kemudian, akses yang tidak setara ke air dan sabun adalah masalah tambahan bagi jutaan siswi remaja. Anak perempuan di daerah perkotaan, sekolah swasta dan sekolah khusus perempuan lebih cenderung memiliki akses ke tempat pribadi dengan air dan sabun, menyoroti ketidaksetaraan bahkan di negara yang sama.

“Jutaan orang di seluruh dunia tidak menyadari atau tidak siap untuk menstruasi sebelum menstruasi pertama mereka. Sebuah studi di Ethiopia, misalnya, mengungkapkan bahwa kurang dari setengah gadis yang disurvei tahu tentang menstruasi mereka sebelum pertama kali. Studi menunjukkan bahwa stigma yang terkait dengan menstruasi tetap tersebar luas, dengan remaja sering merasa malu atau tidak dapat secara terbuka mendiskusikan topik tersebut. Rasa malu ini dapat mempengaruhi kesehatan mental dan kehadiran mereka di sekolah,” ujar penelitian tersebut. 

Laporan tersebut menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan tindakan global untuk meningkatkan kesehatan dan kebersihan menstruasi di sekolah. Dengan mengatasi masalah ini, setiap siswi dapat mengatur menstruasinya dengan bermartabat, aman, dan percaya diri.

Laporan ini juga mencakup kemajuan dalam akses yang lebih luas ke air, sanitasi, dan kebersihan di sekolah. Saat ini, 1 dari 5 anak (447 juta) masih kekurangan layanan air minum dasar di sekolah mereka, 1 dari 5 kekurangan layanan sanitasi dasar (427 juta), dan 1 dari 3 anak (646 juta) tidak memiliki akses ke layanan kebersihan dasar, menurut data terbaru.

Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang relevan pada tahun 2030 akan membutuhkan peningkatan dua kali lipat dalam tingkat kemajuan saat ini untuk air minum dasar, peningkatan dua kali lipat untuk sanitasi dasar, dan peningkatan empat kali lipat untuk layanan kebersihan dasar.

Laporan Program Pemantauan Bersama (JMP) WHO/UNICEF ini mengumpulkan data tentang kemajuan global untuk mencapai akses universal ke air minum yang aman, sanitasi, dan kebersihan (WASH), dan untuk pertama kalinya mencakup bagian tentang kesehatan menstruasi. 

“Data yang muncul mengukur kemajuan global terhadap beberapa indikator yang menjelaskan berapa banyak siswi remaja yang belum dapat memenuhi kebutuhan menstruasi mereka di seluruh dunia, dan upaya yang diperlukan sampai kita dapat menciptakan dunia yang ramah periode untuk semua,” kata penelitian tersebut.

Penulis : Maidian Reviani

Editor : Maidian Reviani


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Generic placeholder image

Ilmuwan Ungkap Cara Agar Manusia Bisa Menua Lebih Sehat

GAYA HIDUP

May 03 2024, 10.45

Olahraga tidak hanya baik untuk menurunkan berat badan, tetapi juga bermanfaat bagi jantung, otot, dan kesehatan mental.


Generic placeholder image

Lima Kondisi yang Membuat Menstruasi Terlambat

GAYA HIDUP

Feb 11 2024, 12.34

Menstruasi terlambat tidak selalu menjadi pertanda kehamilan.


Generic placeholder image

WHO: Penyakit X 20 Kali Lebih Mematikan Dibandingkan COVID-19

LAINNYA

Jan 22 2024, 05.30

Penyakit X adalah virus pengganti hipotetis yang belum terbentuk.


Generic placeholder image

New Delhi Jadi Kota dengan Polusi Udara Terburuk di Dunia, Jakarta Posisi ke-11

LAINNYA

Nov 13 2023, 14.42

WHO mencatat, polusi udara membunuh sekitar tujuh juta orang di seluruh dunia setiap tahun.


Copyright Katadata 2022