Puasa Meningkatkan Sel Kekebalan Alami dan Membantu Tubuh Melawan Kanker
GAYA HIDUP
Jun 19 2024, 10.30
Puasa, selain untuk beribadah, juga jadi strategi diet yang umum disarankan untuk menurunkan berat badan. Bahkan penelitian menunjukkan puasa kini juga bermanfaat sebagai taktik potensial dalam memerangi kanker. Para peneliti telah menemukan bahwa puasa dapat meningkatkan sel pembunuh alami sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker.
Dilansir dari laman Medical Daily, sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari Memorial Sloan Kettering Cancer Center mengungkapkan adanya hubungan menarik antara puasa dan sistem kekebalan tubuh, khususnya sel pembunuh alami (NK).
Sel NK adalah jenis sel darah putih yang dapat menghilangkan sel abnormal atau terinfeksi, seperti sel kanker atau sel yang terinfeksi virus, tanpa terpapar terlebih dahulu. Berbeda dengan sel T, mereka tidak memerlukan pertemuan sebelumnya untuk merespons. Memiliki lebih banyak sel NK pada tumor biasanya menunjukkan prognosis pasien yang lebih baik.
Menurut hasil penelitian pada tikus yang diterbitkan dalam jurnal Immunity, puasa dapat mengubah metabolisme sel pembunuh alami, memungkinkan sel tersebut bertahan dalam kondisi keras di dalam dan di sekitar tumor serta meningkatkan efektivitasnya dalam melawan kanker.
“Tumor sangat lapar. Mereka mengambil nutrisi penting, menciptakan lingkungan yang tidak bersahabat dan sering kali kaya akan lipid yang merusak sebagian besar sel kekebalan. Apa yang kami tunjukkan di sini adalah bahwa puasa memprogram ulang sel-sel pembunuh alami ini agar dapat bertahan lebih baik dalam lingkungan yang menekan ini,” kata ahli imunologi Joseph Sun, penulis senior studi terbaru, dikutip pada Rabu (19/6/24).
Selama percobaan, tikus yang menderita kanker mengikuti pola makan yang dibatasi, berpuasa selama 24 jam dua kali seminggu dan kemudian makan tidak dibatasi di antara waktu puasa.
Para peneliti mengamati bahwa meskipun pendekatan ini mencegah penurunan berat badan pada tikus, hal ini berdampak signifikan pada sel NK mereka. Puasa juga menyebabkan redistribusi sel NK ke seluruh tubuh.
Banyak dari sel-sel ini bermigrasi ke sumsum tulang, di mana mereka bertemu dengan banyak Interleukin-12, sebuah protein pemberi sinyal penting. Hal ini meningkatkan produksi Interferon-gamma, sebuah sitokin yang penting untuk melawan tumor. Puasa juga mengakibatkan pemrograman ulang sel NK di limpa, menjadikannya lebih efisien dalam menggunakan lipid sebagai energi.
“Selama setiap siklus puasa ini, sel-sel NK belajar menggunakan asam lemak ini sebagai sumber bahan bakar alternatif untuk glukosa. Hal ini benar-benar mengoptimalkan respons anti-kanker mereka karena lingkungan mikro tumor mengandung lipid dengan konsentrasi tinggi, dan sekarang mereka mampu memasuki tumor dan bertahan hidup lebih baik karena pelatihan metabolik ini," kata Rebecca Delconte, yang memimpin penelitian tersebut.
“Temuan kami mengidentifikasi hubungan antara pembatasan pola makan dan optimalisasi respon imun bawaan, dengan potensi untuk meningkatkan strategi imunoterapi,” para peneliti menyimpulkan.
Wanita mengalami kehilangan harapan hidup lebih besar daripada pria, dan efeknya lebih signifikan pada mereka yang mengalami gangguan fungsi jantung setelah serangan jantung.