Pengangkatan Ovarium Dini Dapat Mempengaruhi Kesehatan Otak Wanita

blog_10

GAYA HIDUP

Jun 25 2024, 09.39

Pengangkatan ovarium dini, terutama sebelum usia 40 tahun, dapat mempengaruhi kesehatan otak wanita, demikian ungkap sebuah penelitian baru-baru ini.

Dilansir dari laman Medical Daily, para peneliti telah menemukan bahwa wanita yang menjalani ooforektomi sebelum menopause mungkin menghadapi risiko lebih tinggi mengalami penurunan integritas materi putih di otak mereka seiring bertambahnya usia.

Integritas materi putih mengacu pada kondisi dan fungsi materi putih, yaitu serabut saraf atau akson di otak. Pengurangan integritas materi putih biasanya terlihat seiring bertambahnya usia dan pada orang dengan kondisi seperti sklerosis, dan stroke. Hal ini juga terkait dengan gangguan kognitif dan berbagai masalah neurologis.

“Kita tahu bahwa pengangkatan kedua indung telur sebelum menopause alami menyebabkan disfungsi endokrin mendadak, yang meningkatkan risiko gangguan kognitif dan demensia. Namun hanya sedikit penelitian neuroimaging yang dilakukan untuk lebih memahami mekanisme yang mendasarinya,” kata penulis studi, Michelle Mielke dari University of Arizona, Fakultas Kedokteran Universitas Wake Forest, dikutip pada Selasa (25/6/24).

Tim peneliti sampai pada temuan ini setelah menganalisis data dari Mayo Clinic Study of Aging, yang melibatkan wanita berusia di atas 50 tahun dan menggunakan pencitraan tensor difusi, sebuah teknik MRI yang mengukur materi putih otak.

Penelitian ini melibatkan 22 peserta yang menjalani ooforektomi bilateral pramenopause (PBO) – pengangkatan kedua ovarium – sebelum usia 40 tahun, 43 peserta yang menjalani PBO antara usia 40 dan 45 tahun, 39 peserta yang menjalani PBO antara usia 46 dan 49 tahun, dan 907 peserta yang menjalani PBO antara usia 40 dan 45 tahun. peserta yang tidak memiliki PBO sebelum usia 50 tahun.

Para peneliti mencatat bahwa peserta dengan PBO sebelum usia 40 tahun mengalami penurunan integritas materi putih di berbagai wilayah otak secara signifikan. Meskipun terdapat tren serupa pada kedua kelompok lainnya, banyak hasil yang tidak signifikan secara statistik.

Karena sekitar 80% peserta memiliki riwayat terapi penggantian estrogen setelah ooforektomi, para peneliti tidak dapat menilai apakah penggunaan terapi penggantian estrogen setelah PBO mengurangi dampaknya terhadap integritas white matter.

Para peneliti mengingatkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana perubahan materi putih dikaitkan dengan gangguan kognitif.

“Meskipun temuan ini penting untuk dipertimbangkan perempuan sebelum menjalani ooforektomi bilateral pramenopause untuk kondisi non-kanker, kita memerlukan kelompok perempuan yang lebih besar dan beragam untuk memvalidasi hasil ini,” kata Mielke.

“Pengangkatan kedua indung telur menyebabkan penurunan estrogen dan testosteron secara tiba-tiba pada wanita. Oleh karena itu, salah satu penjelasan yang mungkin untuk hasil kami adalah hilangnya estrogen dan testosteron,” tambah Mielke.

Penulis : Maidian Reviani

Editor : Maidian Reviani


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Generic placeholder image

Wanita Lebih Sering Insomnia, Berikut Tips Tidur Sehat Bagi Segala Usia

GAYA HIDUP

Jun 27 2024, 14.18

40% wanita lebih mungkin mengalami insomnia dibandingkan pria.


Generic placeholder image

Kasus Kanker Penis Meningkat di Seluruh Dunia! Kenali Gejalanya

GAYA HIDUP

Jun 24 2024, 18.54

Para peneliti juga mengamati peningkatan insiden kanker penis standar usia di 15 negara.


Generic placeholder image

Latihan Ini Dapat Mempertahankan Kekuatan Kaki Pada Pensiunan

GAYA HIDUP

Jun 20 2024, 10.02

Massa dan fungsi otot rangka menurun secara alami seiring bertambahnya usia, yang memengaruhi mobilitas dan otonomi.


Generic placeholder image

Lima Penyebab Gagal Ginjal di Usia Muda

GAYA HIDUP

Jun 20 2024, 05.37

Ada banyak faktor yang menjadi penyebab gagal ginjal di usia muda, mulai dari pola hidup hingga kondisi medis yang diderita.


Generic placeholder image

Rutin Makan Ikan Kecil Mengurangi Risiko Semua Penyebab Kematian

GAYA HIDUP

Jun 19 2024, 10.36

Studi tersebut mengevaluasi kebiasaan makan 80.802 peserta di Jepang, yang terdiri dari 34.555 peserta adalah laki-laki dan 46.247 perempuan.


Copyright Katadata 2022