Di Swedia, Kakek dan Nenek yang Mengasuh Cucu Dibayar oleh Negara

blog_10

GAYA HIDUP

Jul 17 2024, 06.51

Kebijakan ini mungkin terdengar aneh bagi telinga Anda. Di Swedia, pemerintah memberikan tunjangan atau bayaran kepada kakek dan nenek yang merawat cucunya.

Bahkan dalam konteks Swedia, program ini tampak berlebihan. Negara ini telah lama memiliki fasilitas penitipan anak kelas satu dan disubsidi dengan baik.

Ini bisa jadi alasan lain untuk tidak membayar kakek-nenek yang menjaga cucunya. Selain itu, Swedia telah memiliki tingkat pengeluaran pemerintah dan pajak yang tinggi. Apakah tunjangan tambahan ini dan pengeluarannya benar-benar dibutuhkan?

Namun terkadang, bahkan ide-ide yang tampaknya bodoh pun memiliki alasan yang kuat. Kebijakan ini pada dasarnya mematuhi beberapa prinsip ekonomi dasar: Yakni, gagasan perbaikan Pareto, yang menguntungkan semua pihak yang terlibat.

Ini bisa dimulai dengan fakta bahwa orang tua di Swedia saat ini menerima cuti berbayar yang panjang setelah kelahiran anak. Artinya mereka sudah dibayar untuk merawat anak-anak mereka. 

Namun, tidak semua orangtua memiliki tingkat kesabaran alami yang diperlukan untuk mengasuh anak. Dalam hal ini, Anda mungkin lebih memilih untuk kembali bekerja setelah kelahiran anak Anda.

 Di bawah status quo ex ante, Anda tidak dapat bekerja dan mendapatkan gaji normal Anda karena masih dalam status cuti berbayar. Dengan demikian, ada potensi inefisiensi dalam sistem. Anda mungkin akan tetap tinggal di rumah hanya untuk mendapatkan uang.

Sekarang tambahkan kakek-nenek ke dalam persamaan ini. Jika kakek dan nenek dapat dibayar untuk merawat anak Anda, tiba-tiba keluarga besar secara keseluruhan tidak kehilangan uang karena orang tua kembali bekerja. Sebaliknya, uang tersebut dialihkan ke kakek dan nenek, sehingga disinsentif untuk bekerja menjadi berkurang.

“Orang tua dan kakek-nenek dapat melakukan pengaturan sendiri. Jika kakek-neneknya berkecukupan, misalnya, dan ingin menghabiskan waktu bersama cucu-cucu mereka, mereka mungkin akan menyalurkan sebagian dari uang tersebut kepada orang tua atau anak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam beberapa kasus, kakek-nenek mungkin tidak mendapatkan bayaran sama sekali,” kata salah satu ekonom di Swedia kepada Bloomberg.

Salah satu efek sampingnya adalah, jika orang tua yang kembali bekerja adalah orang yang berpenghasilan tinggi, pendapatan pajak pemerintah akan meningkat. Hal ini akan membantu membiayai kebijakan ini.

Ini bukanlah langkah pertama Swedia dalam melakukan terobosan layanan sosial. Warga negara Swedia membayar pajak tertinggi di dunia, namun sebagai gantinya mereka mendapatkan layanan kesehatan yang dibiayai oleh negara, pendidikan gratis hingga perguruan tinggi, dan tunjangan pengangguran yang besar.

Negara Nordik berpenduduk lebih dari 10 juta jiwa ini juga memiliki undang-undang cuti orang tua yang paling luas dan memberikan cuti berbayar selama 480 hari per anak, yang dibagikan kepada kedua orang tua. Selama tahun pertama anak, orang tua dapat mengambil cuti bersama selama 30 hari.

“Negara-negara Nordik yang memiliki kebijakan yang sangat murah hati pada awalnya, mereka terus menjadi lebih murah hati dan lebih fleksibel, dan kita tampaknya terus semakin jauh di belakang,” kata Richard Petts, seorang profesor sosiologi di Ball State University, Amerika Serikat.

Profesor Petts mengatakan kebijakan tersebut akan meningkatkan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, terutama bagi orang tua tunggal.

“Undang-undang baru ini akan meningkatnya kompleksitas dalam menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga,” jelas Petts.

Penulis : Doddy Rosadi

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Copyright Katadata 2022