Tiap Hari, Minimarket di Jepang Membuang Hampir 1 Juta Sushi

blog_10

GAYA HIDUP

Jul 22 2024, 06.40

Lebih darii 55 ribu minimarket di Jepang membuang 947 ribu sushi ehomaki setiap hari senilai 700-800 juta yen atau sekitar Rp70 miliar hingga Rp80 miliar.

Aktivis lingkungan Rumi Ide mempublikasikan hasil survei ini di situs berita Yahoo Jepang demi meningkatkan kesadaran orang-orang soal masalah limbah makanan ini.

“Ini bukanlah persoalan yang muncul hanya saat itu. Sushi ehomaki menggambarkan masalah yang lebih luas mengenai limbah makanan di Jepang,” kata Ide dilansir dari laman BBC.

Limbah sushi ehomaki juga memperlihatkan bagaimana minimarket yang tersebar di mana-mana di Jepang, yang terkenal dengan makanan cepat basi seperti sushi, sandwich dan makan malam siap saji berkontribusi pada persoalan ini.

“Banyak dari minimarket ini buka 24 jam selama 365 hari dalam setahun. Namun di balik kenyamanan yang ditawarkan, terdapat sampah makanan berjumlah besar yang tidak disadari oleh para konsumen,” jelas Ide.

Pada 2020, Komisi Pengawas Persaingan Usaha Jepang memperkirakan bahwa jaringan swalayan besar di Jepang membuang makanan senilai rata-rata 4,68 juta yen per tahun. Itu setara dengan perkiraan kerugian tahunan mereka sebesar lebih dari 260 miliar yen.

“Sungguh gila betapa banyaknya makanan yang kita buang,” kata Ide.

Padahal, kata dia, Jepang mengimpor 63% makanannya dari luar negeri. Ini berarti pemborosan uang dan sumber daya, juga berkontribusi terhadap perubahan iklim karena proses produksi, transportasi dan pembuangan sampahnya (dengan cara dibakar) menghasilkan emisi.

Ide mengatakan bahwa persoalan limbah makanan ini ternyata turut membebani konsumen. Para pembeli membayar harga makanan yang lebih tinggi untuk melindungi perusahaan ritel dari kerugian yang tidak terelakkan, sebagai imbas dari membuang makanan sebelum waktu kadaluwarsanya. Belum lagi pajak yang dikenakan untuk menutupi biaya pembakaran sampah lokal.

Bagi sebagian besar konsumen, dampak ekonomi dari sampah makanan mungkin tidak terlihat secara jelas. Namun bagi pemilik waralaba minimarket, dampaknya cukup besar.

Para pemilik waralaba membeli makanan dari kantor pusat dan menanggung sebagian besar biaya untuk setiap makanan yang terbuang. Juru bicara 7-Eleven mengonfirmasi bahwa pemilik waralaba menanggung 85% biaya limbah makanan, sementara kantor pusat hanya menanggung 15%.

Penulis : Doddy Rosadi

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Copyright Katadata 2022