Mandiri Jogja Marathon 2025: Jejak Semangat Para Pelari di Bumi Mataram

blog_10

GAYA HIDUP

Jun 22 2025, 12.54

Mandiri Jogja Marathon (MJM) 2025 bukan sekadar ajang lomba lari tetapi memperkenalkan warisan budaya. Lomba yang menyatukan ribuan pelari dari berbagai penjuru Indonesia—dan dunia—dalam satu semangat: lari bersama menikmati indahnya Jogja.

Pertama kali digelar pada tahun 2017, Mandiri Jogja Marathon merupakan hasil kolaborasi antara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Mengusung tema “Accelerate Your Limit, Embrace The Culture”, mengakselerasi peran sport tourism sebagai motor pertumbuhan ekonomi, sekaligus memperkuat komitmen Bank Mandiri terhadap prinsip Environmental, Social and Governance (ESG).

MJM 2025 menghadirkan empat kategori lomba utama mulai dari Marathon, Half Marathon, 10K, dan 5K Fun Run dan melibatkan 9.200 pelari dari 17 negara seperti Kenya, Amerika Serikat (AS), Inggris Raya, Korea Selatan, China, Jepang, Malaysia, Singapura dan lainnya, menjadikannya salah satu ajang marathon paling masif dan inklusif di Indonesia tahun ini.

SEVP Corporate Relations Bank Mandiri M Wisnu Trihanggodo mengatakan MJM tidak hanya menjadi sarana kompetisi olahraga dan promosi budaya, melainkan juga bagian dari strategi keberlanjutan korporasi yang berdampak nyata terhadap masyarakat dan lingkungan. 

“MJM 2025 telah menjadi ruang kolaborasi lintas sektor yang mendorong akselerasi ekonomi lokal, pemanfaatan teknologi berkelanjutan, serta penguatan kesadaran kolektif tentang pentingnya keberlanjutan. Kami ingin momentum ini membawa nilai tambah konkret tidak hanya bagi Yogyakarta, tapi juga untuk Indonesia,” kata Wisnu di sela-sela perhelatan Mandiri Jogja Marathon 2025 di Yogyakarta, Minggu (22/6).

Berbeda dengan marathon lain di kota besar seperti Jakarta atau Bali, Jogja Marathon menghadirkan suasana pedesaan yang asri, jalanan kecil yang melintasi sawah serta pemandangan khas Gunung Merapi yang menjulang megah di kejauhan. Setiap pelari tidak hanya berlari, tapi juga menyerap pengalaman budaya yang tidak tergantikan.

Lintasan lari Jogja Marathon dirancang untuk menjadi rute yang penuh makna. Start dan finish diadakan di kawasan Candi Prambanan, salah satu situs warisan dunia UNESCO. Rute ini melewati desa-desa tradisional seperti Tegalrejo, Piyungan, hingga kawasan Kalasan. Di sepanjang rute, pelari disambut oleh atraksi budaya seperti tari-tarian tradisional, gamelan, hingga warga lokal yang menyemangati dengan semangat tulus khas Jogja.

Inilah keunikan yang membuat Mandiri Jogja Marathon dicintai oleh pelari amatir maupun profesional: mereka bukan hanya berlari untuk waktu terbaik, tapi juga menikmati pengalaman budaya yang autentik.

Setiap tahun, Jogja Marathon menghadirkan cerita. Ada yang datang untuk mengejar personal best, ada pula yang hanya ingin merasakan energi Jogja yang hangat. Dalam setiap langkah kaki, para pelari meninggalkan jejak semangat yang tertanam di bumi Mataram.

Di tengah dunia yang semakin cepat dan bising, Mandiri Jogja Marathon mengajarkan bahwa lari bukan hanya tentang kecepatan, tapi juga tentang perjalanan: menikmati setiap detik, menyatu dengan alam dan menghargai budaya yang hidup.

Dampak Ekonomi dan Pariwisata

Tak bisa dipungkiri, Mandiri Jogja Marathon memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian lokal. Hotel-hotel di sekitar Prambanan dan Sleman selalu penuh selama akhir pekan penyelenggaraan. Pedagang kaki lima, pengrajin, dan pelaku UMKM di sekitar lintasan merasakan lonjakan pendapatan. Event ini menjadi momentum penting dalam kalender wisata Yogyakarta.

Bank Mandiri sebagai sponsor utama juga menghadirkan berbagai program digital dan keuangan untuk UMKM lokal, menjadikan event ini sebagai wahana pemberdayaan ekonomi sekaligus promosi transformasi digital.

Dari sisi ekonomi, event ini terbukti memberikan dorongan signifikan. Berdasarkan riset terbaru Mandiri Institute, penyelenggaraan MJM pada dua tahun terakhir mendorong pertumbuhan belanja di wilayah DIY khususnya pada minggu pelaksanaan lebih dari sepertiga dibandingkan rata-rata periode normal. Dampak tersebut berasal dari pergerakan wisatawan domestik dan mancanegara yang mengikuti rangkaian lomba, serta aktivitas turunan di sektor perhotelan, transportasi, kuliner, hingga UMKM lokal.

“Dengan dukungan lebih dari 9.000 pelari dan ribuan pengunjung, MJM 2025 diharapkan kembali memberikan nilai tambah pada perputaran ekonomi regional, sekaligus memperkuat posisi Yogyakarta sebagai destinasi sport tourism unggulan di Asia Tenggara,” ujar Wisnu. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Imam Pratanadi, menambahkan Mandiri Jogja Marathon berkontribusi besar dalam memperkuat posisi Yogyakarta sebagai destinasi sport tourism. Gelaran ini mendorong peningkatan kunjungan wisatawan, memperpanjang masa tinggal, dan menciptakan sirkulasi ekonomi di sektor pariwisata dan UMKM.

“MJM telah menjadi ajang tahunan yang membawa dampak positif terhadap ekonomi lokal. Kehadirannya selalu dinanti karena mampu menggabungkan olahraga, budaya, dan potensi ekonomi daerah dalam satu platform yang kuat,” ujar Imam.

ESG Bersama 9.200 Pelari

Selain aspek ekonomi, MJM 2025 juga dirancang sebagai panggung implementasi strategi keberlanjutan Bank Mandiri yang selaras dengan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG). Berbagai inisiatif disiapkan agar partisipasi peserta tak hanya berorientasi pada performa pribadi, tapi juga berdampak langsung bagi lingkungan dan masyarakat melalui kampanye bertajuk “Mandiri Looping For Life”.

Salah satunya, melalui fitur Livin’ Planet edisi Mandiri Jogja Marathon dalam aplikasi Livin’ by Mandiri, peserta MJM dapat menghitung emisi karbon berdasarkan moda transportasi dan akomodasi ke lokasi lomba, serta memantau kontribusi pengurangan emisi berdasarkan jarak tempuh lari. Fitur ini juga menyediakan opsi penebusan karbon melalui pembelian pohon alpukat dan aren yang akan ditanam di Jember untuk memberikan manfaat ekonomi bagi petani lokal.

Sebelumnya, komitmen berkelanjutan ini telah diwujudkan lewat pengumpulan pakaian pegawai Bank Mandiri yang didaur ulang menjadi souvenir ramah lingkungan pada event MJM 2025. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya mendorong circular economy dan pengurangan limbah tekstil, yang selama ini menjadi tantangan dalam penyelenggaraan event besar.

Wisnu menambahkan, salah satu kearifan lokal yang diangkat dalam MJM tahun ini tercermin dalam desain medali yang mengusung konsep sumbu filosofis Yogyakarta. Uniknya, medali MJM 2025 adalah bagian pertama dari rangkaian lima medali tahunan yang jika dikoleksi lengkap hingga 2029, akan membentuk satu kesatuan visual yang merepresentasikan garis sumbu filosofis Yogyakarta dari Laut Selatan, Panggung Krapyak, Keraton, Tugu Yogyakarta, hingga Gunung Merapi sebagai simbol harmoni antara nilai budaya, sejarah, dan spiritualitas kota Yogyakarta.

Sementara itu di race village, yang menjadi pusat aktivitas utama peserta mulai dari titik start dan finish, area hiburan, booth sponsor, hingga zona pemulihan dan edukasi, program Aksi Bersih Mandiri akan digelar secara menyeluruh untuk menjaga kebersihan dan mengajak peserta berpartisipasi langsung dalam pengelolaan sampah terpilah. Fasilitas pemilahan sampah organik dan anorganik disediakan di berbagai titik, dan akan dikelola bersama masyarakat lokal sebagai bagian dari komitmen pemberdayaan dan edukasi lingkungan yang berkelanjutan.

Di sisi sosial, Wisnu menjelaskan, Bank Mandiri turut menggelar inisiatif program Mandiri Bakti Kesehatan, yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui penyediaan layanan kesehatan gratis di tiga titik strategis. Antara lain, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Imogiri dan Keraton Pakualaman. 

Bukan hanya itu, sebagai bagian dari kegiatan Road to Mandiri Jogja Marathon 2025, bank berlogo pita emas ini juga menyelenggarakan program Mandiri Sahabat Desa di 18 titik, di kawasan Prambanan. Kegiatan Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) Bank Mandiri tersebut meliputi literasi keuangan, pengembangan potensi desa, lomba mini race desa, senam sehat, kerja bakti desa hingga peningkatan kualitas gizi melalui masak besar yang berkolaborasi dengan warga lokal. 

“Kami ingin MJM menjadi event yang relevan secara sosial dan berkelanjutan secara operasional. Setiap langkah peserta adalah kontribusi, baik bagi diri sendiri, lingkungan, maupun masyarakat,” papar Wisnu.

Penulis : Hatim Varaby

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Generic placeholder image

Mandiri Jogja Marathon 2025: Ajang Kompetisi Olahraga Sekaligus Promosi Budaya

GAYA HIDUP

Jun 22 2025, 13.15

Rute MJM memberikan pengalaman visual khas kawasan Prambanan Yogyakarta yang selalu jadi daya tarik para pelari terutama dari mancanegara.


Copyright Katadata 2022