Dari Flu, Demam hingga Finish: Pengalaman Pertama Ikut Maybank Marathon 2025
GAYA HIDUP
Aug 24 2025, 11.21
Tahun 2025 kembali menjadi momen spesial bagi saya, karena untuk pertama kali bisa mengikuti ajang lari internasional bergengsi Maybank Marathon di Bali. Saya memilih kategori 10K, jarak yang menurut saya pas untuk menguji daya tahan sekaligus merasakan atmosfer sebuah lomba marathon berskala internasional.
Namun, jika perjalanan menuju garis start tidaklah mulus. H-1 sebelum lomba, tubuh saya justru drop. Flu, radang tenggorokan, dan demam menyerang.
Panik? Jelas. Saya sempat berpikir harus membatalkan keikutsertaan. Saya hanya bisa mengandalkan obat penurun panas dan istirahat cukup agar kondisi membaik. Syukurlah, meski pada hari-H demam sudah turun, flu dan radang masih terasa. Badan belum sepenuhnya fit, tapi semangat untuk berlari terlalu besar untuk dilewatkan.
Saya tiba di Bali United Training Center sekitar pukul 02.00 WITA. Udara masih dingin, suasana gelap hanya ditemani lampu-lampu jalan, dan beberapa panitia sudah sibuk menyiapkan area lomba. Karena jalanan akan segera ditutup, kami satu romobongan memilih datang lebih awal.
Sembari menunggu flag off kategori 10K pukul 06.00 WITA, saya mencoba tidur duduk di ruang media, berusaha menghemat energi. Sekitar pukul 05.30, saya dibangunkan oleh rekan di sebelah.
Saat itu suasana sudah jauh lebih hidup. Ribuan pelari dari berbagai negara berkumpul dengan semangat yang sama. Dentuman musik, MC yang bersemangat, hingga matahari Bali yang mulai menyapa.
“Apapun kondisinya, nikmati saja pengalaman ini. Nggak perlu perfect, yang penting finish,” kata saya dalam hati ketika melewati garis start.
Rute yang Menantang Sejak awal, rute 10K Maybank Marathon memberi kejutan. Jalurnya naik turun, penuh tanjakan dan turunan yang menguras energi. Setiap kali kaki terasa berat dan napas semakin pendek karena flu. Namun, ada satu hal yang membuat saya kembali tersenyum: dukungan warga Gianyar.
Dari anak-anak kecil hingga orang tua, mereka berdiri di pinggir jalan, melambaikan tangan, bersorak, bahkan menyebut kata-kata penyemangat. Keramahan itu menjadi energi tambahan, membuat saya merasa berlari bukan sendirian, melainkan bersama semangat banyak orang.
Tantangan di Tengah Jalan Memasuki kilometer ke-6, ujian datang. Jari kaki saya tiba-tiba agak keram. Beruntung, tim medis Maybank Marathon benar-benar sigap. Pos medis tersedia hampir di setiap kilometer, lengkap dengan relawan yang selalu siaga.
Saya segera menghampiri tim medis terdekat. Mereka dengan cekatan membantu menangani keram di kaki saya. Hanya butuh beberapa menit, saya kembali melanjutkan lari meski dengan kecepatan lebih hati-hati.
Momen itu menyadarkan saya betapa pentingnya persiapan fisik. Namun di sisi lain, saya merasa aman karena panitia benar-benar menjaga keselamatan semua peserta.
Menuju Garis Finish Kilometer terakhir terasa seperti perjalanan terpanjang sekaligus paling emosional. Bayangkan, di 500 meter terakhir kami masih disuguhi tanjakan panjang sebelum garis finish. Napas semakin berat, kaki seakan ditarik ke bawah, tapi suara penonton di kiri-kanan jalur seperti memberi dorongan terakhir.
Dan akhirnya, langkah saya melintasi garis finish. Rasa lelah seketika berganti lega dan bangga. Meski sempat sakit di hari sebelumnya, meski sempat keram di tengah jalan, saya berhasil menyelesaikan Maybank Marathon 2025 kategori 10K.
PT Telkom Indonesia dan Telin kembali menyelenggarakan BATIC 2025, konferensi Bali Annual Telkom International Conference ke-10, yang mendorong inovasi di sektor telekomunikasi kawasan Asia Pasifik.