Kabupaten Cianjur Lakukan Perbaikan Pengelolaan Sampah lewat Pilot Project ISWMP
GAYA HIDUP
Sep 18 2025, 21.44
Persoalan sampah kian menjadi tantangan utama di Kabupaten Cianjur, seiring dengan meningkatnya jumlah timbulan sampah dari aktivitas rumah tangga, pasar tradisional, hingga kawasan wisata. Data timbulan sampah Kabupaten Cianjur menunjukkan bahwa timbulan sampah harian saat ini diperkirakan mencapai 1260 ton/hari.
Kondisi geografis Cianjur yang luas dan beragam—meliputi kawasan urban, perdesaan, dan pegunungan—menyulitkan proses pengangkutan dan pengolahan sampah secara merata. Di tengah keterbatasan infrastruktur dan sistem pengelolaan yang masih konvensional, tingkat kesadaran masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah di tingkat rumah tangga masih rendah. Banyak warga belum terbiasa melakukan pemilahan antara sampah organik dan anorganik, serta belum memahami nilai ekonomi dari daur ulang.
Menanggapi situasi ini, Pemerintah Kabupaten Cianjur tidak hanya fokus pada penguatan infrastruktur fisik, tetapi juga mulai membangun pendekatan berbasis masyarakat. Program-program edukatif seperti pelatihan pengolahan sampah organik, pengembangan bank sampah di desa-desa, dan kampanye pilah sampah di sekolah serta pesantren telah digencarkan dalam beberapa tahun terakhir.
Melalui pendekatan kolaboratif bersama tokoh masyarakat, organisasi pemuda, dan kelompok perempuan, pemerintah daerah berupaya menanamkan budaya memilah sampah dari rumah sebagai langkah awal menuju pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Berdasarkan dokumen Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah (RISPS) target jangka menengah pengangkutan langsung ke TPA pada tahun 2028 menjadi 12,92% , hal ini dapat membuka peluang ekonomi dari pengolahan sampah yang dikelola secara mandiri oleh warga.
Kontribusi Nyata ISWMP dalam Pendampingan Penyusunan Regulasi dan Kebijakan
Dalam pelaksanaannya, ISWMP tidak hanya berfokus pada perubahan perilaku masyarakat, tetapi juga turut mendorong lahirnya kebijakan dan sistem kelembagaan yang mendukung keberlanjutan program. Di Kabupaten Cianjur, kontribusi ISWMP tercermin melalui:
● RISPS yang menjadi acuan pengembangan layanan pengelolaan sampah jangka panjang dan telah disahkan melalui Perbup. Kab. Cianjur No. 26 Tahun 2024.
● Dukungan terhadap penyusunan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah yang telah melalui tahap harmonisasi draft Perda.
● Penguatan kelembagaan melalui pelatihan pembentukan UPTD dan penyiapan dokumen persyaratan pembentukannya serta memberikan pedoman kelembagaan untuk operator pengumpulan sampah dari sumber ke TPST
Hal ini dirancang sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi demi mewujudkan tata kelola persampahan yang modern dan berkelanjutan. RISPS berfungsi sebagai peta jalan strategis yang menetapkan arah pembangunan infrastruktur, kerangka kebijakan, dan proyeksi pembiayaan jangka panjang. Regulasi daerah yang kuat menjadi landasan hukum pelaksanaan sistem ini. Peningkatan kapasitas kelembagaan melalui pelatihan SDM dan pendampingan teknis juga menjadi kunci keberhasilan. Dengan sistem kelembagaan yang tangguh dan skema pembiayaan yang tepat, implementasi di lapangan dapat berlangsung efektif dan konsisten.
Pendekatan ini memastikan perubahan yang terjadi di tingkat masyarakat dapat diadopsi sebagai bagian dari sistem pengelolaan sampah yang terlembagakan secara permanen.
Melalui Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project (ISWMP), pemerintah pusat bersama Bank Dunia mendorong perubahan menyeluruh di sektor persampahan. Program ini mengandalkan keterlibatan langsung warga melalui kegiatan intensif di lingkungan tempat tinggal mereka.
Di Kabupaten Cianjur, Kelurahan Sawahgede Kecamatan Cianjur—khususnya RT 03 RW 14—ditetapkan sebagai lokasi pilot project. Wilayah ini dipilih karena berada dalam jangkauan layanan pengangkutan DLH, memiliki bank sampah terdekat sebagai mitra offtaker, serta menunjukkan kesiapan dan dukungan aktif dari pengurus lingkungan dan warga.
Sejak Desember 2024 hingga Februari 2025, warga di lokasi ini didampingi untuk mengembangkan sistem pemilahan sampah dari sumber. Proses dimulai dari koordinasi dengan RT/RW, sosialisasi ke warga, hingga penyediaan alat bantu seperti dropbox, ember pilah, dan stiker rumah tangga yang memilah.
Pemantauan dilakukan setiap hari. Petugas mencatat hasil pilahan, menimbang sampah organik dan anorganik, serta memastikan kehadiran offtaker seperti pengelola maggot atau bank sampah. Rumah yang memilah diberikan stiker sebagai bentuk apresiasi dan motivasi.