Menikmati Kuliner Rumahan di Tengah Sawah, Harganya Dijamin Murah
GAYA HIDUP
Jul 24 2023, 05.20
Menikmati makanan lezat di restoran mewah, atau di kafe-kafe model Eropa mungkin sudah tidak lagi aneh bagi kebanyakan orang Indonesia zaman sekarang. Tapi bagaimana rasanya jika menikmati makanan rumahan di sebuah warung kecil di tengah hamparan sawah? Jawabannya tentu menyenangkan, dan yang pasti itu adalah wisata kuliner yang asyik.
Di Malang Selatan, tepatnya di Desa Clumprit, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, terdapat satu warung kecil yang terletak di tengah area persawahan. Warung Tengah Sawah, begitulah masyarakat sekitar menyebutnya. Sebuah warung kecil sederhana dengan dinding yang terbuat dari anyaman bambu, bahkan bangku dan lantainya pun terbuat dari bambu utuh yang berbentuk bulat panjang.
Untuk tempat menyantap makanan, pemilik warung juga menyediakan area di bagian luar, tepatnya di sisi samping kanan warung yang berupa gubuk terbuka mirip dangau dengan bangku memanjang dari bambu membentuk huruf U.
Kemudian di sampingnya disediakan pula tempat makan berupa lesehan yang beralaskan karpet hijau, dengan ban bekas yang disulap menjadi meja makan sederhana, namun kesan uniknya tetap terlihat.
Area makan lesehan yang merupakan bagian dari Warung Tengah Sawah tersebut diberi pagar dari bambu, yang berfungsi sebagai sandaran sekaligus pembatas, karena letaknya yang memang benar-benar di tengah persawahan seluas belasan, atau mungkin puluhan hektar.
Satu hal yang sangat menarik dari Warung Tengah Sawah adalah, para pengunjung bisa menyantap makanan sambil menikmati indahnya matahari sore. Jika cuaca sedang cerah, para pengunjung juga bisa melihat cantiknya sunset secara langsung dengan bentuk matahari yang begitu sempurna, beserta warna-warnanya yang memukau, seperti oranye, kuning, merah jambu yang bercampur sedikit ungu dan biru.
Tak hanya itu, suasana makan akan terasa lebih mendamaikan hati dengan semilir angin dari padi-padi yang bergoyang pelan.
Bagi para pengunjung yang membawa kendaraan bermotor bisa memarkirnya di seberang Warung Tengah Sawah yang tempatnya tak begitu luas, karena memang tak disediakan lahan parkir khusus, serta tak ada biaya parkir alias gratis.
Untuk menunya sendiri terbilang sederhana, yaitu makanan rumahan yang biasa dinikmati masyarakat tempo dulu, mulai dari nasi jagung, nasi putih biasa, tahu dan tempe goreng, mangut lele, nasi campur, pecel, urap-urap (kemangi dicampur mentimun, taoge, dan kelapa parut yang dibumbu pedas), hingga aneka lalapan. Harganya pun tak bikin kantong kering, mulai dari Rp12.000 sampai Rp15.000 saja.
Tak kalah dengan makanannya, menu minumannya pun terbilang murah memuaskan. Untuk es kelapa muda dibanderol hanya Rp4.000 saja, sedangkan kopi bisa dinikmati dengan harga Rp5.000 saja, cukup murah meriah.
Warung Tengah Sawah buka dari pukul tujuh pagi hingga menjelang maghrib, dan para pelanggannya sampai saat ini memang masih masyarakat Desa Clumprit sendiri, khususnya anak-anak muda yang menunggu sunset di sore hari, serta para petani yang tak sempat sarapan saat berangkat ke sawah. Meski begitu, tak menutup kemungkinan warung ini dikunjungi oleh masyarakat Malang maupun daerah lain yang tinggal di perkotaan, karena berita dari mulut ke mulut tentang kenikmatan masakannya, suasana yang damai, keindahan panorama, serta keramahan si pemilik warung dan warga Desa Clumprit.
Acara ini juga akan dimeriahkan oleh penampilan pembuka dari Pastel Badge, band indie yang sedang naik daun, serta kolaborasi eksklusif dengan musisi berbakat Suar Nasution.
Melalui acara seperti ini, MudaBerdaya berharap dapat terus menjadi jembatan bagi generasi muda untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih kritis, percaya diri, dan berdaya.