Rasa takut karena kehilangan orang yang dicintai merupakan hal yang wajar. Namun, berbeda dengan penderita thantophobia. Ini adalah fobia yang membuat penderitanya sangat takut kehilangan orang yang dicintai hingga membuat kualitas hidup dan hubungannya dengan orang lain jadi terganggu.
Thantophobia adalah ketakutan berlebihan kehilangan orang yang dicintai, baik itu pasangan, keluarga, atau teman. Sebagian penderita thantophobia merasa takut kehilangan orang yang dicintai sampai menjadi overprotective.
Namun, ada juga nih penderita yang saking takutnya kehilangan justru jadi tidak berani mengungkapkan rasa cintanya dan memilih untuk tidak punya hubungan spesial dengan orang yang dicintainya. Dengan begitu, ia berharap tidak akan merasa kehilangan apa pun.
Belum ada alasan pasti kenapa thantophobia bisa terjadi. Namun, memiliki krisis kepercayaan dan trauma di masa kecil, seperti pelecehan, orang yang disayangi meninggal dunia, atau perceraian orang tua, bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami thantophobia.
Faktor usia dan masalah ekonomi juga sering kali dikaitkan dengan thantophobia. Selain itu, ketakutan berlebihan ditinggal orang yang dicintai bisa dialami oleh orang yang menderita gangguan kecemasan, PTSD, depresi, dan penyakit mental lainnya.
Rasa takut yang dirasakan penderita thantophobia bisa diungkapkan dengan dengan banyak bentuk, seperti sedih, marah, atau penyangkalan. Perasaan tersebut bisa disertai dengan gejala fisik, seperti sesak napas, gemetar, nyeri dada, pusing, sakit kepala, dan berkeringat.
Orang dengan thantophobia juga bisa memiliki perilaku berikut ini:
· Membatasi pasangannya bergaul dengan teman-teman, khususnya lawan jenis
· Memeriksa ponsel dan lokasi pasangannya setiap saat
· Marah besar saat pasangannya tidak mengangkat telepon atau membalas pesan teks
· Merasa cemburu pada teman-teman bahkan keluarga pasangannya
· Merasa bahwa pasangannya hanya bisa aman jika bersamanya
· Membuat keputusan dalam hal apa pun yang menyangkut pasangannya
· Menggiring opini pasangannya untuk membenci sesuatu
Orang dengan thantophobia bisa terjebak dalam hubungan yang toxic dan berisiko terkena penyakit mental apabila fobia ini tidak diobati.
Selain itu, penderita thantophobia juga dapat merasakan penyesalan yang dalam karena menjadi seorang yang overprotective. Bila memilih cinta dalam diam, ia mungkin bisa menyesal karena tidak pernah mengungkapkan rasa cinta kepada pujaan hatinya.
Dikutip dari laman alodokter, berikut adalah cara untuk bisa keluar dari thantophobia:
1. Pelajari cara tepat mencintai seseorang
Anda tidak harus menjadi overprotective agar orang yang dicintai tetap bersamamu. Yang perlu dilakukan adalah menerima segala kelebihan dan kekurangannya, menghargai kebebasannya selagi hal tersebut bersifat positif, dan mendengarkan pendapatnya.
2. Pahami pentingnya kepercayaan dalam hubungan
Kepercayaan merupakan salah satu fondasi dalam hubungan. Hubungan yang tidak didasarkan pada kepercayaan justru membuatmu selalu berpikir negatif, termasuk pikiran orang yang Anda cintai akan meninggalkan diri Anda. Karena itu, Anda bisa mulai belajar membangun kepercayaan dalam hubungan. Hal tersebut bisa dimulai dengan selalu berkata jujur, tidak obral janji, dan saling memaafkan satu sama lain.
3. Minta pendapat dari orang lain
Tidak ada salahnya curhat dengan orang yang Anda percaya untuk mendapatkan perspektif lain. Tanyakan bagaimana pendapat mereka terhadap cara Anda memperlakukan orang yang Anda cintai. Anda juga dapat berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk membantumu memahami serta mengelola pikiran dan perasaan.
4. Jalani terapi
Bila diperlukan, psikolog atau psikiater mungkin akan merekomendasikan Anda menjalani terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir dan respons negatif saat Anda dihadapkan dengan sesuatu yang membuatmu merasa takut dan cemas berlebihan.
Acara ini juga akan dimeriahkan oleh penampilan pembuka dari Pastel Badge, band indie yang sedang naik daun, serta kolaborasi eksklusif dengan musisi berbakat Suar Nasution.
Melalui acara seperti ini, MudaBerdaya berharap dapat terus menjadi jembatan bagi generasi muda untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih kritis, percaya diri, dan berdaya.