Malang, salah satu kota besar di Jawa Timur ini mulai bersolek mempercantik diri sejak dua tahun yang lalu. Kini wajah Kota Malang berubah menjadi kota kuno dengan nuansa klasik bak Yogyakarta.
Perubahan wajah Kota Malang yang sekarang terlihat jelas di sepanjang Jalan Basuki Rahmat, yang lebih dikenal oleh masyarakat lokal sebagai Kayutangan Heritage Street.
Dimulai dari pertigaan PLN dan Jalan Brigjen Slamet Riadi (daerah Oro-oro Dowo), nuansa Yogyakarta klasik sangat kental terasa. Sebagian jalan raya di pertigaan tersebut dipaving, dan dilanjutkan ke arah Malang kota, di sepanjang trotoar kanan kirinya diberi bangku kayu dengan pegangan tangan dari besi yang diukir. Tak ketinggalan juga lampu-lampu kota yang bermodel klasik tertata rapih, yang sungguh menampakkan suasana ala Keraton Yogyakarta.
Berjalan lurus beberapa meter setelahnya akan ditemui perempatan Jalan Basuki Rahmat yang juga dipaving, yang mana di sepanjang trotoar jalan ini terasa sekali suasana Malioboro Kota Malang. Ditambah lagi dengan adanya kafe-kafe bernuansa tempo dulu yang pasti bisa memanjakan lidah warga lokal, dan pengunjung dari luar kota.
Satu yang menarik, kafe-kafe tersebut adalah bangunan-bangunan kuno yang hampir dipugar, namun dibersihkan dan diperbaiki kembali, kemudian disulap menjadi kafe-kafe Malang tempo dulu.
Jika malam menjelang, band-band musik lokal mulai menghibur para pengunjung yang sedang menikmati kopi panas dan makanan ringan, atau mungkin sekedar duduk-duduk di bangku kayu, di sepanjang trotoar Jalan Basuki Rahmat.
Lanjut ke arah pusat Kota Malang, tepatnya di depan Kantor Telkomsel, berdiri sebuah jembatan layang dengan catnya yang berwarna biru tua, yang merupakan simbol warna Arema. Jembatan layang tersebut dibangun sudah sejak bertahun-tahun yang lalu, dan sempat mengalami kerusakan karena tak ada warga Malang yang menyeberangi jalan raya menggunakan jembatan tersebut.
Bersamaan dengan dirubahnya wajah Kota Malang, jembatan layang itu pun mengalami perbaikan, dan kini difungsikan kembali, baik untuk jembatan penyeberangan, maupun sebagai sarana untuk menikmati kelap-kelip Kota Malang di sore sampai malam hari.
Satu lagi bangunan tua yang menyemburkan aura tempo dulu adalah Gereja yang terletak tepat di samping restoran McDonald. Gereja tersebut menjadi salah satu daya tarik Kota Malang selain bangunan kuno lainnya seperti Masjid Agung Jami' yang kokoh berdiri di depan alun-alun Kota Malang.
Ada juga Toko Oen, toko sekaligus kafe kuno yang dibangun sejak zaman pendudukan Belanda di Indonesia, serta Pecinan, komplek pertokoan warga keturunan Tionghoa yang sampai saat ini masih aktif sebagai pusat perbelanjaan.
Malang, kota yang berjuluk Kota Bunga, Kota Apel, serta Kota Pendidikan ini kian ramah kepada warga lokal, serta wisatawan luar kota dan mancanegara dalam memanjakan dan memberikan kenyamanan bagi wisatawan.
Acara ini juga akan dimeriahkan oleh penampilan pembuka dari Pastel Badge, band indie yang sedang naik daun, serta kolaborasi eksklusif dengan musisi berbakat Suar Nasution.
Melalui acara seperti ini, MudaBerdaya berharap dapat terus menjadi jembatan bagi generasi muda untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih kritis, percaya diri, dan berdaya.