Banyak Lemak di Perut Tingkatkan Risiko Penyakit Alzheimer
GAYA HIDUP
Nov 23 2023, 15.27
Memiliki lemak berlebih pada perut ternyata tidak hanya menimbulkan masalah penampilan, tetapi juga bisa meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.
Dilansir dari laman Medical Daily, sebuah studi baru menunjukkan banyaknya jumlah lemak visceral yang lebih tinggi pada usia pertengahan (45-59 tahun) dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer.
Lemak visceral merupakan lemak tersembunyi yang ditemukan jauh di dalam rongga perut seseorang yang membungkus organ dalam, termasuk hati dan usus.
Beberapa tingkat lemak visceral membantu melindungi organ, tetapi terlalu banyak merupakan tanda sindrom metabolik yang terkait dengan tekanan darah tinggi, obesitas, kolesterol tinggi, dan resistensi insulin. Lemak visceral disimpan ketika seseorang makan terlalu banyak kalori dan terlalu sedikit berolahraga.
Para peneliti menemukan hubungan antara lemak tersembunyi ini dan perubahan di otak yang terkait dengan Alzheimer, yang bahkan hasilnya memprediksi kondisi ini bisa dirasakan penderita 15 tahun sebelum gejala paling awal muncul.
"Meskipun ada penelitian lain yang menghubungkan BMI dengan atrofi otak atau bahkan risiko demensia yang lebih tinggi, tidak ada penelitian sebelumnya yang menghubungkan jenis lemak tertentu dengan protein penyakit Alzheimer yang sebenarnya pada orang yang secara kognitif normal. Studi serupa belum menyelidiki peran diferensial lemak visceral dan subkutan, terutama dalam hal patologi amiloid Alzheimer, sedini paruh baya," kata penulis studi Mahsa Dolatshahi, dari Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis.
Tim peneliti mengevaluasi 54 peserta yang sehat secara kognitif antara usia 40 hingga 60 tahun, dengan rata-rata BMI 32. Volume otak peserta diukur menggunakan MRI dan keberadaan amiloid dan tau (protein di otak yang terkait dengan Alzheimer) ditentukan menggunakan pemindaian tomografi emisi posisi (PET).
Untuk mengidentifikasi risiko Alzheimer, para peneliti memperkirakan asosiasi dengan faktor-faktor seperti indeks massa tubuh (BMI), obesitas, resistensi insulin dan jaringan adiposa perut (berfatty).
Para peneliti menemukan bahwa rasio lemak visceral terhadap subkutan yang lebih tinggi dikaitkan dengan penyerapan pelacak PET amiloid yang lebih tinggi di korteks perkunas, wilayah yang diketahui dipengaruhi sejak dini oleh patologi amiloid pada penyakit Alzheimer.
Studi ini juga menemukan hubungan antara lemak perut yang lebih tinggi dan peningkatan peradangan otak, yang terkait dengan peningkatan risiko Alzheimer.
"Beberapa jalur disarankan untuk memainkan peran. Sekresi sekresi inflamasi lemak visceral - sebagai lawan dari efek perlindungan yang berpotensi dari lemak subkutan - dapat menyebabkan peradangan di otak, salah satu mekanisme utama yang berkontribusi terhadap penyakit Alzheimer," kata Dolatshahi.
Studi ini menyoroti mekanisme kunci dimana lemak tersembunyi dapat meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Hal ini tentu menunjukkan bahwa perubahan otak seperti itu terjadi sedini usia 50, rata-rata hingga 15 tahun sebelum gejala kehilangan memori paling awal dari Alzheimer terjadi," penulis senior Cyrus A. Raji berkata.
Diketahui bahwa lebih dari 6 juta orang di Amerika Serikat hidup dengan penyakit Alzheimer, kondisi progresif yang mempengaruhi memori, pikiran, dan kemampuan seseorang untuk melakukan percakapan. Jumlahnya diperkirakan akan meningkat menjadi hampir 13 juta pada tahun 2050, menurut Asosiasi Alzheimer.
Wanita mengalami kehilangan harapan hidup lebih besar daripada pria, dan efeknya lebih signifikan pada mereka yang mengalami gangguan fungsi jantung setelah serangan jantung.