Empat Perubahan Gaya Hidup untuk Menghindari Kanker Usus Besar
GAYA HIDUP
Feb 20 2024, 19.44
Jumlah orang dewasa muda yang meninggal akibat kanker usus besar meningkat setiap tahun. Para ahli mengungkapkan, jumlah orang di bawah 50 tahun yang didiagnosis menderita kanker usus besar meningkat sejak tahun 1990-an.
Kepala American Cancer Society Bill Dahut mengungkapkan, peningkatan kasus yang mencolok mungkin disebabkan oleh faktor eksternal.
Pola makan yang buruk, obesitas, minum alkohol dalam jumlah besar, merokok, dan menderita penyakit radang usus membuat seseorang berisiko lebih besar terkena kanker kolorektal.
Dikutip dari laman Business Insider, Dahut membagikan tips perubahan gaya hidup yang dapat menurunkan risiko kanker usus besar.
1. Kurangi makan daging merah
Daging merah meningkatkan risiko terkena kanker usus besar dan bukti baru yang muncul bahwa daging merah dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara dan prostat.
Jadi, American Cancer Society merekomendasikan agar orang membatasi konsumsi daging merah, dan lebih sering mengonsumsi protein lain, seperti ikan, unggas, dan kacang-kacangan.
2. Kurangi makan gula
Mengurangi konsumsi gula dapat membantu mencegah perkembangan kanker. Hal ini dikarenakan obesitas merupakan faktor risiko kanker usus besar dan makan terlalu banyak gula merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan obesitas.
Sebuah penelitian pada 2022 menemukan hubungan antara minum lebih banyak minuman manis dan tingkat kanker usus besar yang lebih tinggi.
3. Makan lebih banyak serat
Mengonsumsi lebih banyak serat memiliki banyak manfaat, termasuk meningkatkan kesehatan usus dan jantung, mengatur lonjakan gula darah, dan mengurangi sembelit.
Selain itu, serat juga dapat mengurangi risiko terkena kanker usus besar. Sebuah tinjauan studi pada 2018 menemukan bahwa serat makanan meningkatkan pergerakan usus dan mengurangi jumlah karsinogen yang diproduksi selama pencernaan.
4. Kurangi minum alkohol
Minum alkohol meningkatkan risiko terkena beberapa jenis kanker, termasuk mulut dan tenggorokan, usus besar dan rektum, hati, dan payudara.
Minum alkohol dalam jumlah sedang pun dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal, menurut National Cancer Institute. Hal ini karena tubuh memecah alkohol menjadi bahan kimia asetaldehida, yang merusak DNA sel dan memungkinkannya untuk mulai tumbuh di luar kendali, yang merupakan cara tumor kanker terbentuk.
Meskipun persentasenya sangat kecil, angka ini masih setara dengan ratusan ribu kasus kanker usus besar di kalangan anak-anak dan dewasa muda setiap tahunnya.