Kisah Anak Petani dari Samosir yang Bisa Kuliah Gratis di UGM

blog_10

LAINNYA

Jul 06 2024, 08.42

Sindak Rajagukguk dan Tiurma Lumban Raja adalah pasangan suami istri yang sehari-hari bekerja sebagai petani di Desa Nainggolan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Tidak pernah terlintas di benak mereka bisa menyekolahkan putra sulungnya Johan Rajagukguk hingga ke bangku perguruan tinggi.

Hingga suatu ketika pada akhir Maret lalu, Johan memberitahu kabar gembira tersebut. Johan lolos  jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP) 2024. Ia diterima di Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Tak hanya lolos seleksi, Johan pun dinyatakan sebagai penerima Uang Kuliah Tunggal Pendidikan Unggul bersubsidi 100 persen (UKT 0) dari UGM sehingga dibebaskan dari biaya pendidikan selama kuliah. Bukan itu saja, Johan juga dinyatakan sebagai kandidat kuat penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) dari pemerintah.

“Ini mimpi Johan, saya senang mendengar itu. Kami orangtua  hanya bisa  berdoa untuk keberhasilannya,” ucap Sindak Manahara dilansir dari laman Universitas Gadjah Mada.

Meski hanya mengurus sawah warisan orangtua sehari-hari, Sindak dan Tiurma punya tekad untuk bisa menyekolahkan putra sulungnya itu ke perguruan tinggi.

“Saya dan istri hanya lulusan SMP. Sudah cukup kami orangtua yang gagal, janganlah anak-anak seperti kami. Jadi bagaimanapun caranya kami dorong anak-anak bisa sekolah dengan baik hingga perguruan tinggi,” ungkap Sindak.

Namun, Sindak tahu bahwa tekadnya itu sulit untuk direalisasikan. Karena, penjualan hasil panen tidak seberapa dan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Sementara sang istri membantu perekonomian keluarga dengan berjualan jus di rumah.

“Memang yang selalu terpikir adalah untuk bisa menguliahkan anak. Biayanya kan tidak sedikit. Saya pun pada akhirnya mendorong Johan untuk tekun dan giat belajar agar mendapat nilai baik selama sekolah,” jelas Sindak.

Sindak punya prinsip, jika manusia mau berusaha yang terbaik pasti ada jalan. Johan berusaha mewujudkan mimpi kedua orangtuanya itu dengan rajin belajar. Hasilnya cukup membanggakan. Dia meraih sederet prestasi sejak bangku SD hingga SMA.

Selain di bidang akademik, Johan juga berhasil mencatatkan prestasi di bidang non akademis. Diantaranya berhasil menjuarai Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) cabang Pantomim Tingkat Kecamatan Nainggolan (2017), Juara Harapan 2 Lomba Festival Kebudayaan Cabang Kriya Kabupaten Samosir (2023), dan Peraih Grade A pada Grand Final USU Student Olympiad (2023).

“Diterima di FEB UGM menjadi momen yang paling membahagiakan bagi saya. Sebelumnya ada rasa pesimis dan takut tidak diterima,” ungkap Johan.

Keinginannya kuliah di UGM begitu kuat meski tidak didukung oleh kedua orangtuanya. Biaya menjadi pertimbangan utama.  

“Saya menjanjikan mencari beasiswa agar tidak membebani. Saat itu saya bilang ke Bapak dan Mamak. Pak, Mak tenang saja pasti akan ada jalan untuk Johan, nanti akan cari beasiswa,” ungkap Johan.

Tiurma, ibunda Johan merasa senang dan bersyukur atas keberhasilan putra sulungnya diterima di UGM. Ia berharap Johan bisa menjalani kuliah dengan lancar.

Tak berhenti disitu, Tiurma juga memiliki keinginan putra bungsunya yang saat ini hendak masuk jenjang SMA bisa mengikuti jejak sang kakak.

“Semoga adiknya mencontoh Johan kakaknya. Kami sangat berterimakasih kepada FEB UGM yang telah menerima Johan. Menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami, tidak menyangka Johan bisa lolos tanpa tes dan bisa kuliah gratis,” pungkas Tiurma.

Penulis : Doddy Rosadi

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Copyright Katadata 2022