Indonesia Jadikan Kebijakan Hijau sebagai Prioritas
LAINNYA
Sep 27 2024, 06.57
Kebijakan hijau bukan hanya menjadi tren global tetapi juga sudah menjadi prioritas kebijakan di Indonesia. Staf Ahli Bidang Konektivitas Pengembangan Jasa dan Sumber Daya Alam Kemenko Perekonomian Musdalifah Machmud mengatakan, Indonesia telah mengambil langkah-langkah signifikan dalam mengimplementasikan konsep pembangunan berkelanjutan, terutama melalui kebijakan-kebijakan yang berfokus pada sektor pertanian dan komoditas berkelanjutan.
“Kebijakan hijau di Indonesia sudah masuk ke dalam berbagai strategi nasional, seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan kebijakan industri yang ramah lingkungan. Kami terus mendorong penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan di berbagai sektor, terutama dalam industri kelapa sawit, yang merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia,” ujar Musdalifah dalam diskusi Dialogue for China’s Green Policy in China ASEAN Expo (CAEXPO) 2024.
Sejauh ini, kata dia, Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung penerapan kebijakan hijau. Salah satu langkah konkret adalah dengan memperkuat regulasi terkait standar lingkungan di sektor industri, terutama komoditas ekspor.
Selain ISPO, Indonesia juga mendorong penerapan teknologi ramah lingkungan di sektor energi, seperti peningkatan penggunaan energi terbarukan dan efisiensi energi di industri manufaktur.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Mardyana Listyowati, menekankan pentingnya kerja sama dalam mewujudkan kebijakan hijau di sektor pertanian dan komoditas berkelanjutan.
Ia menyampaikan bahwa pertemuan ini merupakan dukungan konkret Indonesia terhadap implementasi kebijakan "Green China" yang akan mulai diterapkan pada 1 Januari 2025.
“Kami berharap acara ini menjadi platform untuk mempererat networking dan engagement antara stakeholders di sektor pertanian berkelanjutan, terutama dalam menghadapi kebijakan China Green Value Chain yang akan datang,” ujar Mardyana.
Sementara itu Rizal Affandi Lukman, Sekjen CPOPC, membantah pandangan negatif yang sering kali mengaitkan perkebunan kelapa sawit dengan kerusakan lingkungan.
Menurut dia, kelapa sawit tidak hanya penting dari segi ekonomi tetapi juga berperan besar dalam menyediakan energi berkelanjutan melalui produk-produk turunannya, seperti biodiesel.
“Sering kali perkebunan kelapa sawit disalahkan sebagai penyebab kerusakan lingkungan, padahal kenyataannya tidak demikian. Kelapa sawit adalah salah satu tanaman paling efisien dalam menghasilkan minyak nabati, dengan produktivitas lahan yang jauh lebih tinggi dibandingkan komoditas lainnya. Selain itu, kelapa sawit berperan penting dalam mendukung transisi energi terbarukan melalui produk biodiesel yang ramah lingkungan,” ujar Rizal.
Rizal menegaskan bahwa biodiesel berbasis kelapa sawit telah menjadi bagian penting dari upaya Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung kebijakan energi berkelanjutan. Program B30, yang mewajibkan campuran 30% biodiesel dalam bahan bakar diesel di Indonesia, merupakan bukti nyata bahwa kelapa sawit memiliki peran strategis dalam agenda energi hijau.