Mengenal Boso Walikan Malang yang Masih Digunakan Anak Muda di Malang Raya
LAINNYA
Feb 20 2025, 11.03
Bahasa Jawa Malang atau Dialek Malang yang disebut juga sebagai Osob Kiwalan, atau Boso (bahasa) Walikan adalah sebuah dialek bahasa Jawa yang dituturkan di kawasan Malang Raya. Dialek ini memiliki ciri khas berupa membalikkan posisi huruf pada kosakata bahasa Jawa ataupun bahasa Indonesia pada umumnya, kecuali pada konsonan rangkap, afiks dan gabungan suku kata yang tidak memungkinkan bisa dibalik.
Boso Walikan yang unik ini umumnya digunakan oleh para anak muda Malang Raya sebagai bahasa pergaulan sehari-hari, yang juga merupakan identitas tersendiri bagi warga Malang di mana pun mereka berada.
Selain itu, Aremania yang merupakan suporter klub sepak bola Arema juga ikut andil dalam mempopulerkan Boso Walikan ini, baik di dalam kota sendiri maupun di luar Malang.
Dilansir dari berbagai sumber, sejarah Boso Walikan ini bermula dari pemikiran para pejuang kemerdekaan Indonesia, yaitu kelompok Gerilya Rakyat Kota (GRK). Boso Walikan yang khusus ini dianggap perlu untuk menjamin kerahasiaan dan efektivitas komunikasi sesama pejuang, selain juga sebagai pengenal identitas kawan atau lawan, karena pada masa itu, banyak mata-mata penjajah yang menyusup dan mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa dengan sangat baik.
Dari situlah kemudian tokoh pejuang Malang, yaitu Suyudi Raharno mempunyai gagasan untuk menciptakan bahasa baru bagi sesama pejuang, sehingga dapat menjadi suatu identitas tersendiri sekaligus menjaga keamanan informasi. Bahasa baru tersebut hanya mengenal satu cara, baik pengucapan maupun penulisan, yaitu dibaca secara terbalik dari belakang kedepan.
Berikut ini contoh Boso Walikan dari Bahasa Indonesia, yang diterjemahkan ke Boso Walikan Jawa, yang sering digunakan oleh warga Malang Raya dalam pergaulan sehari-hari:
* Ayah >> Ebes
* Ibu >> Memes
* Lapar >> Ewul (luwe)
* Bakso >> Oskab
* Mas >> Sam
* Tidur >> Rudit
* Saya >> Ayas
* Kamu >> Umak
* Uang >> Ojir
* Jalan-jalan >> Uklam-uklam (mlaku-mlaku)
* Tidak ngerti >> Kadit itreng
* Kopi >> Ipok/ Ngipok (kata kerja)
* Sapaan akrab ke teman >> Jes/ Beh
Dengan segala keunikan inilah, Boso Walikan Malang tumbuh menjadi budaya lokal yang memiliki ciri khas tersendiri, dan perlu untuk dilestarikan sebagai identitas warga asli Malang.