Perempuan Masih Sering Menghadapi Standar Ganda di Dunia Politik
LAINNYA
Apr 14 2025, 11.14
Keterwakilan perempuan di parlemen sudah di atas 22 persen, namun perempuan yang terjun di dunia politik masih sering menghadapi standar ganda. Perempuan juga dianggap masih belum bisa menjadi pemimpin di dunia politik yang maskulin.
Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti mengungkapkan, perempuan yang terjun di dunia politik harus melakukan aktualisasi diri setiap hari agar bisa diterima dalam menjalankan tugasnya.
“Kami harus melakukan aktualisasi diri untuk menunjukkan bahwa perempuan juga bisa. Karena Pendidikan itu tidak mengenal batasan. Karena dengan aktualiasi maka pandangan negatif tentang perempuan bisa berubah,” kata Esti di acara Woman Empowerement Conference 2025 yang diselenggarakan PT Mustika Ratu bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Jakarta, Senin (14/4/2025).
Esti yang sempat menjadi anggota DPR selama lima tahun menambahkan, perempuan seperti sudah diciptakan untuk melakukan multiperan. Hal itu menjadi tantangan terbesar bagi perempuan yang berkecimpungan di dunia politik.
Wakil Ketua Komisi XII DPR Putri Zulkifli Hasan menambahkan, perempuan yang masuk di dunia politik masih sering mendapatkan stereotip sebagai pelengkap. Hal ini yang menjadi penyebab adanya standar ganda.
“Perempuan masih sering diragukan kemampuannya, seperti ada double standard, apalagi dalam politik yang mayoritas adalah laki-laki dan sangat maskulin. Tantangan itu akan selalu ada, sehingga perempuan harus bisa membuktikan bahwa mereka punya kemampuan yang sama dengan laki-laki di politik,” jelas Putri.
Putri mengatakan, dia beruntung ada di partai politik yang memberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk menjadi pemimpin. Di Partai Amanat Nasional, kata Putri, dia diberi kepercayaan sebagai Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional DPR dan juga Wakil Ketua Komisi XII.