Kabupaten Probolinggo adalah salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur, dan beribu kota di Kecamatan Kraksaan. Lokasi kabupaten ini berada di wilayah Oosthoek atau Tapal Kuda, yang dikelilingi oleh Pegunungan Bromo-Tengger, Gunung Lemongan dan Gunung Argopuro. Karena letaknya yang dikelilingi pegunungan inilah, yang membuat Kabupaten Probolinggo memiliki beragam pesona yang memukau, mulai dari tempat wisata, kuliner, tradisi hingga komoditas unggulan.

Ragam pesona yang dimiliki oleh Kabupaten Probolinggo tersebut, kini kian berkembang dan diminati publik, di antaranya adalah Rawon Nguling. Seperti dilansir dari akun media sosial resmi Pemprov Jatim, kuliner yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda sejak 2018 ini awalnya dikenal sebagai sajian hajatan masyarakat Tengger, tapi kini sudah menjadi lauk khas yang melekat kuat di budaya kuliner Jawa Timur.

Rawon Nguling ini memiliki cita rasa khas yang berasal dari keluwak, yang memberi warna hitam pekat dan rasa gurih mendalam. 

Di kawasan wisata Bromo, rawon kerap disuguhkan untuk menyambut wisatawan yang datang. 

Selain Rawon Nguling, kuliner Kabupaten Probolinggo yang tak kalah menggoda lidah para wisatawan ada Nasi Glepungan, Soto Kraksaan, Mie Combor, Serabih Sosso, olahan mangga dan olahan tape.

Sementara itu, dari sektor pariwisata, Kabupaten Probolinggo memiliki beragam destinasi yang pesonanya mampu menarik wisatawan tak hanya domestik, tapi juga internasional, seperti Ranu Agung, Pulau Gili Ketapang, Air Terjun Jaran Goyang, Candi Jabung, Arung Jeram Sungai Pekalen dan Pantai Bentar. Namun, di antara semua destinasi wisata itu, Air Terjun Madakaripura adalah yang paling jadi favorit. 

Satu fakta menarik, Air Terjun Madakaripura merupakan air terjun tertinggi di Pulau Jawa, dengan tebing setinggi 200 meter. Nama 'Madakaripura' sendiri berasal dari 'Mada', yaitu Gadjah Mada, patih Kerajaan Majapahit. Kemudian kata 'kari' yang berarti 'peninggalan', dan kata 'pura' yang memiliki arti 'tempat semedi'. 

Konon, Air Terjun Madakaripura ini menjadi lokasi pertapaan terakhir Patih Gadjah Mada bersemedi sebelum moksa (menghilang). Bagi yang ingin berwisata ke air terjun ini, disarankan berkunjung di akhir musim hujan, yaitu sekitar Mei-Juni pada pagi hari, tepatnya saat cuaca benar-benar cerah.

 

Di sisi lain, letak Kabupaten Probolinggo yang dikelilingi pegunungan ternyata membawa banyak dampak positif, salah satunya adalah memiliki tanah yang subur dan iklim yang mendukung, yang menjadikan kabupaten ini sebagai daerah penghasil komoditas unggulan di Jawa Timur. Hasil-hasil bumi Kabupaten Probolinggo tersebut antara lain tembakau (15.370.000 kuintal), mangga (2.006.174 kuintal), pisang (1.090.704 kuintal), bawang merah (651.715 kuintal), kubis (394.090 kuintal), kentang (365.992 kuintal), bawang daun (329.560 kuintal) dan sukun (13.782 kuintal).

Satu lagi yang tak boleh ketinggalan, Kabupaten Probolinggo memiliki industri bordir sebagai ciri khas lokal yang siap go internasional. Sentra bordir kabupaten ini berada di Desa Selogudig Wetan, tepatnya di Dusun Asam dan Dusun Talang.

Industri yang berdiri sejak 1975 ini berkembang sebagai tradisi ekonomi lokal, dan terus mendapat dukungan pemerintah berupa promosi, pelatihan serta pemasaran digital. Bentuk-bentuk dukungan ini dimaksudkan sebagai salah satu upaya, agar sektor ini terus tumbuh sebagai produk unggulan ekonomi kreatif Kabupaten Probolinggo.