Menjelajah Central Park, Mahakarya Arsitektur Lanskap Perkotaan dan Paru-Paru Kota New York

blog_10

LAINNYA

May 16 2025, 21.50

Central Park, ruang hijau yang luas di kota New York, Amerika Serikat dikenal dengan beragam atraksi dan aktivitasnya. Tempat ini merupakan tujuan populer bagi wisatawan dan penduduk setempat, menawarkan segala sesuatu mulai dari berjalan-jalan di alam hingga pengalaman budaya.

Dirancang oleh Frederick Law Olmsted dan Calvert Vaux, tempat ini merupakan mahakarya arsitektur lanskap perkotaan. Central Park didirikan pada 1858 dan telah mengalami restorasi dan penambahan selama bertahun-tahun.

Sebagai turis, salah satu cara terbaik untuk mengelilingi New York—khususnya kawasan Midtown dan Upper Manhattan—adalah dengan menggunakan bus Hop On Hop Off. Sisiplus by Katadata memilih operator Top View, bus double-decker dengan atap terbuka berwarna merah mencolok yang mudah dikenali. Rute dimulai dari sekitar halte 42nd Street menuju Central Park, menyuguhkan pemandangan berbagai ikon kota yang begitu lekat dengan identitas New York.

Dalam perjalanan, saya melewati landmark-legendaris seperti Times Square dengan kilauan billboard-nya, Bryant Park yang rindang, Radio City Music Hall yang ikonik, hingga Museum of Modern Art (MoMA) dan Empire State Building yang megah. Rasa antusias tak berhenti di sana—pengalaman ini semakin menarik karena sebagian besar penjual tiket bus di sepanjang jalan adalah warga negara Kamerun, negara di kawasan Afrika Tengah yang dikenal dengan keragaman budaya dan komunitas diaspora yang kuat di kota-kota besar dunia, termasuk New York.

Tiket bus dibanderol seharga 129 dolar untuk tiga hari bebas naik-turun, memang tidak murah. Namun, pengalaman yang ditawarkan cukup sepadan, apalagi bila Anda menaiki bus di malam hari. Times Square pada malam hari adalah pengalaman sensorik yang sulit dilupakan, lautan cahaya artifisial dari layar LED raksasa menyelimuti penumpang dalam atmosfer futuristik yang khas New York.

Setibanya di Central Park, pengunjung tak perlu khawatir tersesat. Signage yang dilengkapi QR code tersebar di berbagai titik, mengarahkan pengunjung ke situs informasi lokasi dan memudahkan untuk menyusun itinerary secara personal. Saya sendiri memang sudah menargetkan untuk lari pagi di taman kota legendaris ini.

Central Park memiliki luas sekitar 340 hektar dan dikelilingi bangunan bersejarah seperti The Dakota, American Museum of Natural History, serta hotel-hotel mewah seperti The Plaza dan The Ritz-Carlton. Taman ini juga merupakan bagian penting dari lintasan New York City Marathon, salah satu ajang lari paling prestisius di dunia yang menarik puluhan ribu peserta setiap tahunnya. Tak heran, Central Park menjadi magnet bagi para pelari dan penggemar olahraga dari seluruh dunia.

Pagi itu, saya memulai lari menyusuri jalanan taman, mengejar target 5 kilometer. Jalurnya tertata rapi dengan lampu lalu lintas yang tetap aktif meski berada di dalam taman. Anda bisa mengikuti jalur utama yang luas atau sedikit berpetualang menyusuri tepian danau seperti The Lake dan Conservatory Water untuk pengalaman yang lebih tenang.

Saya menyarankan untuk menyempatkan diri berhenti di Bethesda Terrace, area ikonik dengan air mancur Bethesda Fountain dan undakan tangga yang menghadap langsung ke The Lake. Tempat ini menjadi titik temu yang indah—banyak orang duduk bersantai, bermain musik, atau sekadar mengamati aktivitas kota yang tak pernah diam.

Rute lari saya berakhir di Bethesda, setelah melewati The Mall, jalur lurus penuh pesona yang dikelilingi bangku taman, patung-patung ikonik, pedagang karya seni, dan pelukis jalanan. Tak jauh dari situ, terbentang Sheep Meadow, sebuah bentangan rumput hijau luas tempat warga New York berjemur, bermain frisbee, membaca buku, atau hanya duduk santai menikmati matahari. 

Dulu, area ini memang digunakan untuk menggembalakan domba dan kini menjadi ruang publik yang sangat digemari untuk bersantai. Central Park bukan sekadar taman, tapi napas kota New York itu sendiri; tempat di mana budaya, olahraga, dan manusia menyatu dalam satu lanskap yang tak terlupakan.

Penulis : Andikha

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Copyright Katadata 2022