Menikmati Denyut Kota New York di Malam Hari dengan Tawa di Klub Komedi

blog_10

GAYA HIDUP

May 08 2025, 12.25

New York adalah kota yang tidak pernah tidur. Tidak perlu khawatir bagaimana cara menghabiskan malam di kota ini. Ada banyak pilihan yang sangat beragam. Mulai dari pertunjukan Broadway, bar rahasia, konser jalanan hingga klub komedi yang tersebar di berbagai sudut Manhattan. Beberapa klub komedi yang terkenal antara lain Comedy Cellar, Gotham Comedy Club, Stand Up NY, dan Broadway Comedy Club.

Sisiplus by Katadata berkesempatan untuk menyaksikan para komika di kota New York di Broadway Comedy Club, yang berlokasi di 318 W 53rd St, New York, NY 10019, hanya beberapa blok dari Times Square. Klub ini dikenal sebagai salah satu tempat lahirnya komedian top Amerika. Komedian seperti Jim Gaffigan, Kevin Hart, dan Tracy Morgan pernah tampil di sini, membuat tempat ini punya catatan bersejarah dalam dunia stand-up comedy.

Saya membeli tiket dari penjual  di area Times Square—seharga $30 saja. Dengan murah hati, si penjual tiket memberi saya satu tiket ekstra untuk malam berikutnya. Di tiket tertulis untuk malam itu pertunjukan dimulai pukul 11 malam, berdurasi sekitar satu jam. Pertunjukan dibagi menjadi dua sesi: pukul 7 malam dan pukul 11 malam.

Perjalanan dari Times Square ke venue cukup menyenangkan. Saya berjalan melewati sekitar 4 blok dan 2 avenue, melintasi lampu-lampu neon, papan iklan digital raksasa, dan beberapa ikon kota seperti Radio City Music Hall dan Ed Sullivan Theater. Total waktu berjalan kaki hanya sekitar 10-15 menit.

Sesampainya di Broadway Comedy Club, saya masuk dan menyerahkan tiket kepada petugas. Ia menunjuk ke arah tangga menuju ruangan bawah tanah—inilah inti dari pengalaman malam itu. Panggung kecil dengan nuansa intim, dipenuhi sekitar 20 meja dan kurang lebih 80 kursi yang tersusun rapat. Suasana remang dan tawa samar langsung menyambut.

Pelayan datang dan bertanya, “What would you like to drink tonight?” Saya ingin merasakan malam khas Amerika dan memesan dua botol Budweiser. Ia tersenyum, dan ternyata, obrolan kami terdengar oleh salah satu komedian di panggung. 

Sambil bercanda, dia berkata, “Don’t forget to tip her big, alright?”—sebuah pengingat akan budaya tipping di Amerika. Di banyak tempat, terutama bar dan restoran, sistem kartu kredit secara otomatis menyarankan pilihan tip: 15%, 20%, hingga 30%. Tidak ada jalan untuk menghindarinya.

Malam itu, saya menikmati penampilan dari empat komedian, masing-masing dengan gaya dan perspektif unik. Yang paling mencuri perhatian adalah seorang komika perempuan asal Meksiko, yang siang harinya bekerja sebagai petugas kebersihan. Jokes-nya seputar imigrasi, deportasi, dan kehidupan sebagai minoritas mengalir dengan lucu dan menyentuh.

Ia berhasil menyulap keresahan menjadi gelak tawa. Tentu saja, beberapa komedian lain tak melewatkan sindiran politik terhadap pemerintahan saat ini—hal yang umum dan hampir wajib dalam dunia stand-up Amerika.

Malam itu, saya tidak hanya tertawa—saya merasa menjadi bagian dari denyut kota ini. Di bawah tanah Broadway Comedy Club, di antara botol bir dan derai tawa, saya melihat bagaimana New York menyajikan kejujuran dalam bentuk paling mentah: sebuah candaan. 

Di kota yang tak pernah tidur, bahkan malam pun punya suara—dan kadang, itu suara tawa yang meledak dari panggung kecil dan hati yang besar untuk menerima setiap kritik dan pujian.

 

Penulis : Andikha

Editor : Doddy Rosadi


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Copyright Katadata 2022