World Public Relations Forum 2024 Akan Beri Kontribusi Positif untuk Pariwisata Bali
EKONOMI & BISNIS
May 15 2024, 06.06
World Public Relations Forum 2024 yang akan digelar di Bali pada 19-22 November nanti bisa memberikan kontribusi positif untuk sektor pariwisata di Pulau Dewata.
Hal itu diungkapkan Penjabat Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya saat menerima kunjungan tim World Public Relations Forum (WPRF 2024) di Kantor Gubernur Niti Mandala Renon, Denpasar, Selasa (14/5/2024). Kunjungan ini dihadiri oleh Boy Kelana Soebroto selaku Ketua Umum Perhumas serta Co-founder dan COO Katadata, Ade Wahjudi.
Mahendra Jaya mengatakan, Pemprov Bali mendukung pelaksanaanacara WPRF, yang akan berlangsung di Nusa Dua pada 19-22 November 2024 mendatang.
“Atas nama pemerintah daerah dan masyarakat, sangat bahagia, sangat senang, kegiatan yang luar biasa ini dilaksanakan di Bali dan akan memberikan tampilan luar biasa untuk Bali,” kata S.M. Mahendra Jaya.
Mahendra menambahkan, humas mempunyai peranan yang sangat penting sebagai corong dalam penyampaian informasi. Selain itu, humas menempati posisi yang sangat strategis atau bisa disebut core business dalam sebuah lembaga.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada BPP Perhumas Indonesia karena memilih Bali sebagai tuan rumah penyelenggaraan WPRF. Saya yakin, kegiatan ini akan memberi kontribusi positif bagi kemajuan sektor pariwisata Bali. Terlebih pesertanya adalah orang-orang kompeten di bidang kehumasan, ini akan jadi event yang luar biasa,” ungkap Mahendra.
WPRF akan menjadi acara yang mengumpulkan para pemikir terbaik di bidang humas dan manajemen komunikasi dari seluruh dunia. WPRF 2024 diselenggarakan oleh Global Alliance for Public Relations and Communication Management, bekerja sama dengan Perhumas dan Katadata Indonesia.
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Perhumas Indonesia, Boy Kelana Soebroto, mengungkapkan, Perhumas masuk dalam keanggotaan Global Alliance for Public Relations and Communication Management, sebuah konfederasi dan wadah berbagai organisasi Humas dan Asosiasi Manajemen Komunikasi dunia yang mewakili 160.000 praktisi dan pendidik terkemuka dari berbagai penjuru dunia.
“Misi dari Global Alliance adalah mempersatukan persepsi profesi humas, meningkatkan standar profesionalisme di seluruh dunia, berbagi pengetahuan demi kepentingan para anggota dan menjadi penyuara Humas dunia bagi kepentingan publik,” ujar Boy.
Boy Kelana menambahkan, Global Alliance mempunyai program unggulan yaitu WPRF dan tahun ini Perhumas Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah forum bertaraf internasional tersebut.
Perhumas Indonesia, kata Boy, berkomitmen menjadikan forum ini sebagai media untuk mengangkat brand Indonesia di kancah internasional serta dapat menjadi barometer kemajuan dunia kehumasan atau public relations di Indonesia.
Hingga saat ini, 30 negara telah menyatakan kesiapan untuk hadir pada forum tersebut. Jumlah itu diyakini akan bertambah menyusul konfirmasi dari sejumlah negara Eropa, Amerika, Inggris dan Australia.
Erick emphasized that the public relations profession is currently facing situations related to misinformation, hoaxes, and free access for everyone to create content or information independently.
Erick menekankan profesi humas saat ini menghadapi situasi terkait misinformasi, hoaks, dan akses bebas bagi semua orang untuk membuat konten atau informasi secara mandiri.
Of all the job sectors that have been affected by the emergence of AI, jobs in the information and communications sector are one of the few jobs assisted by AI.