Riset: Penggunaan Paylater dalam Transaksi Offline Meningkat 169 Persen
EKONOMI & BISNIS
Jun 26 2024, 05.43
Popularitas transaksi Paylater semakin melesat bukan hanya di platform e-commerce, namun juga di sektor belanja offline. Tercatat, transaksi offline berkontribusi sebesar 27,7% terhadap total transaksi Paylater atau mengalami kenaikan hingga 169% sepanjang 2023. Bahkan, Paylater tetap menjadi kredit pertama bagi mayoritas responden (68%) yang mencerminkan inklusivitas dan kemudahan Paylater dalam memberikan akses kredit bagi konsumen.
Temuan tersebut terungkap dari hasil riset bertajuk Laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024 yang merupakan hasil kerja sama Kredivo bersama Katadata Insight Center (KIC).
Hasil riset ini diperoleh dari analisis terhadap transaksi online dan offline dari lebih dari 2 juta sampel pengguna Kredivo di 34 provinsi Indonesia pada 2023, serta dari hasil survei online terhadap hampir 7 ribu responden pada 10 Maret – 7 April 2024. Kajian ini merupakan bagian dari upaya bersama untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi di industri Paylater di Indonesia ke depan.
SVP Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari menjelaskan, berbagai temuan menarik dalam laporan ini mulai dari pemerataan adopsi Paylater ke berbagai wilayah hingga kepuasan pengguna dari lintas generasi.
“Semua ini menjadi penguat optimisme kami terhadap geliat industri Paylater ke depan. Semoga kolaborasi strategis kami dengan Katadata Insight Center ini dapat menjadi acuan yang bermanfaat bagi seluruh stakeholder, bukan hanya pelaku industri namun juga regulator, untuk bersama-sama mendorong kemajuan Paylater di Indonesia. Kredivo pun senantiasa berinovasi agar Paylater dapat terus menjadi pembuka akses layanan keuangan bagi masyarakat sekaligus metode pembayaran pilihan baik di merchant online maupun offline,” kata Indina.
Executive Director Katadata Insight Center, Adek Media Rozamenjelaskan, selama 2023, transaksi Paylater secara offline mencapai puncak pada kuartal empat, yaitu sebesar 44% dari total seluruh transaksi.
“Peningkatan ini bertepatan dengan libur akhir tahun dan banyaknya promo dari berbagai merchant yang mendorong aktivitas belanja konsumen. Bahkan, kota-kota tier 2 dan 3 mendominasi jumlah transaksi Paylater di merchant offline dengan jumlah persentase sebesar 53,1% dibandingkan dengan kota-kota tier 1. Berbagai data ini memperlihatkan Paylater yang semakin merata penetrasinya sebagai metode pembayaran pilihan konsumen di berbagai wilayah,” jelas Adek.
Transaksi Paylater secara online tetap didominasi oleh kota di tier 1 dengan kontribusi sebesar 50,5% terhadap total transaksi di seluruh kota tier 1, 2, dan 3. Penggunaan Paylater di merchant online juga tetap merata sepanjang tahun, dengan persentase berkisar antara 22,9% hingga 26,7% per kuartal, didorong oleh promo e-commerce pada setiap tanggal kembar. Sepuluh tanggal transaksi online tertinggi terjadi pada tanggal kembar, dengan puncak tertinggi pada 12 Desember, yang mencatat jumlah transaksi online 2,11 kali lebih tinggi dari rata-rata harian.
Laporan Perilaku Pengguna Paylater Indonesia 2024 juga menunjukkan peningkatan penggunaan Paylater pada pembelian 6 dari 13 kategori produk, seperti makanan (dari 16,6% pada 2022 menjadi 17,6% pada 2023), kesehatan dan kecantikan (dari 14,4% pada 2022 menjadi 15,8% pada 2023), serta peralatan kantor dan alat tulis (dari 3,1% pada 2022 menjadi 4,2% pada 2023).
Peningkatan dalam berbagai kebutuhan sehari-hari ini sejalan dengan tingginya tingkat kepuasan konsumen. Pada 2024, tingkat kepuasan pengguna Paylater mencapai 8,18 dari 10, meningkat dari angka 7,96 pada tahun sebelumnya. Skor tertinggi diperoleh dari pengalaman bertransaksi, mencapai 8,76 dari 10.
Temuan penting lain dalam laporan ini adalah peningkatan pengguna berusia lebih tua di luar segmentasi Gen Z dan Milenial. Proporsi jumlah pengguna di 36 tahun ke atas tumbuh dari sebesar 27,8% pada 2022 meningkat menjadi 29,6% pada 2023. Dari segi transaksi, proporsi jumlah transaksi dari rentang usia ini juga meningkat dari 31% pada 2022 menjadi 31,9% pada 2023.