Presiden: Ekonomi Digital Indonesia Tumbuh 4 Kali Lipat pada 2030
EKONOMI & BISNIS
Aug 02 2024, 05.39
Ekosistem ekonomi dan keuangan digital Indonesia telah mengalami kemajuan pesat dan mampu menjadi lokomotif penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Proyeksi pertumbuhan signifikan ekonomi digital itu bahkan akan berlangsung hingga 2030 mendatang yang mencapai Rp5.800 triliun.
Hal tersebut tercermin dari beberapa pencapaian Indonesia di tingkat global, seperti kenaikan 11 peringkat pada World Digital Competitiveness Ranking (dari peringkat ke-56 pada 2019 menjadi peringkat ke-45 pada 2023), peringkat ke-6 untuk start-up secara global, memiliki start-up inovatif terbanyak atau peringkat ke-1 di ASEAN, serta memiliki 15 unicorn dan 2 decacorn yang sudah mendunia.
Presiden Joko Widodo menegaskan potensi peluang digital Indonesia ke depan, dimana ekonomi digital diproyeksikan tumbuh 4 kali lipat pada 2030 mencapai 210 hingga 360 miliar dolar AS atau Rp5.800 triliun.
Pembayaran digital juga diperkirakan tumbuh 2,5 kali lipat pada 2030 mencapai USD760 miliar.
“Jumlah UMKM kita sangat besar, mencapai 64 juta. Digitalisasi UMKM ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital dan pembayaran digital kita. Transformasi digital harus inklusif dan berkeadilan. Masyarakat di pinggiran, lapisan ekonomi bawah, ekonomi mikro, dan UMKM semuanya harus mendapatkan akses dan kesempatan yang sama. Saya minta kepada OJK dan BI untuk meningkatkan perlindungan masyarakat di sektor ekonomi digital,” ujar Joko Widodo yang hadir dalam acara Opening Ceremony Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) dan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2024 pada Kamis (1/8/2024), dikutip dari laman Infopublik.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam kesempatan yang sama menyampaikan, Indonesia saat ini merupakan negara dengan tujuan investasi digital terbesar kedua di ASEAN, dengan nilai investasi mencapai 21,97 miliar dolar AS.
“E-commerce Indonesia menyumbang 40 persen pangsa pasar di ASEAN, pada 2023 mencapai 77 miliar dolar AS. Bonus demografi dengan 53 persen populasi berkemampuan teknologi menjadi kekuatan kita,” ujar Airlangga.