Akses terhadap Informasi yang Kredibel Bisa Mendorong Partisipasi di Pasar Syariah
EKONOMI & BISNIS
Jun 22 2025, 12.15
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia yaitu lebih dari 230 juta jiwa, Indonesia memiliki potensi pasar syariah yang sangat besar. Namun, realisasinya masih belum optimal. Saat ini, investasi berbasis syariah belum mewakili 10% dari total investor ritel.
Co-Founder & CEO Katadata, Metta Dharmasaputra menyatakan, hal ini menunjukkan masih adanya kesenjangan antara potensi dan literasi. Dalam konteks ini, akses terhadap informasi yang kredibel menjadi sangat penting, tidak hanya untuk mendorong pertumbuhan partisipasi di pasar syariah tetapi juga untuk memastikan bahwa keputusan investasi sejalan dengan prinsip dan nilai syariah.
“Literasi itu bukan hanya soal membaca atau menulis. Dalam konteks saat ini, literasi adalah kemampuan untuk memahami, memilah, dan memanfaatkan informasi secara tepat. Jadi bukan hanya tahu, tapi juga mampu menggunakan informasi untuk mengambil keputusan yang benar. Karena kita hidup di zaman di mana informasi bisa menyesatkan kalau tidak dipahami dengan benar. Literasi data, literasi digital, dan literasi keuangan, semua itu menjadi sangat penting untuk masa depan kita,” kata Metta saat menjadi pembicara di acara Sharia Investment Week 2025, Jumat (20/6/2025).
Metta menambahkan, Katadata membuktikan bahwa pendekatan visual seperti infografik satu halaman dapat mengubah cara publik mencerna data yang rumit. Kata dia, kalau data disajikan mentah atau berupa teks panjang, orang kesulitan memahami. Namun, ketika dibuat visual, satu lembar infografik sudah cukup menjelaskan semuanya
”Di ranah investasi syariah, penyederhanaan ini menjadi lebih penting. Investasi yang sesuai prinsip syariah tidak hanya membutuhkan data numerik, tetapi juga informasi mendalam seperti fatwa MUI, profil perusahaan, dan struktur bisnisnya. Tanpa pemahaman itu, keputusan investasi bisa keliru, bahkan bertentangan dengan prinsip syariah,” jelas Metta.
Tingkat literasi keuangan syariah pada 2024 baru mencapai sekitar 43 persen, dengan tingkat inklusi sekitar 13 persen. Angka tersebut masih cukup jauh dengan literasi keuangan konvensional yang mencapai 66,45 persen.
Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengungkapkan, BEI terus berupaya memajukan pasar modal syariah Indonesia, dengan menambah jumlah investor. BEI menargetkan sebanyak 10 ribu investor baru per tahun untuk berinvestasi di pasar modal syariah.
“Pasar modal syariah bisa maju karena dukungan para investor, pelaku industri, dan dukungan dari regulator Kita berharap pasar modal syariah Indonesia bisa menjadi pasar modal syariah terbesar di Indonesia," pungkas Jeffry.