Nilai Ekonomi Taylor Swift Lebih Besar dari 50 Negara
EKONOMI & BISNIS
Feb 21 2024, 06.32
Konser Taylor Swift di Australia dapat menghasilkan nilai ekonomi sebesar 1,2 miliar dolar Australia atau lebih dari Rp1,2 triliun di Melbourne. Tidak heran apabila Perdana Menteri Thailand Shretta Thavisin murka ketika tahu Swift dimonopoli oleh Singapura agar tidak menggelar konser di negara Asia Tenggara lainnya.
Para analis mengungkapkan Eras Tour kemungkinan akan melampaui angka 1 miliar dolar AS pada Maret mendatang. Jika proyeksi ini benar, Swift akan mencatatkan diri sebagai tur terbesar dalam sejarah musik yaitu konser pertama dengan pemasukan 1 miliar dolar AS.
Namun, uang yang dihasilkan jauh lebih besar dari sekadar keuntungan bersih. Eras Tour diproyeksikan akan menghasilkan hampir 5 miliar dolar AS dari belanja konsumen di Amerika Serikat saja.
"Jika Taylor Swift adalah sebuah negara, dia lebih besar dari 50 negara," ujar Dan Fleetwood, Presiden dari QuestionPro Research and Insights dilansir dari laman Times.
Pada malam pembukaan di Glendale, Arizona, konser ini menghasilkan lebih banyak pendapatan untuk bisnis lokal daripada Super Bowl LVII, yang diadakan di stadion yang sama, beberapa waktu lalu. Sebagai perbandingan, Swift telah menampilkan pertunjukan yang setara dengan dua hingga tiga Super Bowl setiap akhir pekan selama lima bulan terakhir.
Ada banyak alasan di balik kesuksesan Eras Tour yang tak tertandingi. Nora Princiotti, staf penulis di The Ringer mengaitkan kesuksesan tur ini dengan kedalaman dan popularitas katalog musik Swift.
"Saya tidak tahu apakah ada orang yang membayangkan tur dengan skala sebesar ini akan terjadi. Dia bisa tampil selama tiga setengah jam dan terus melantunkan lagu demi lagu," ujar Princiotti.
Selain itu, ada juga pengaturan waktunya. Tur ini telah menjadi tamasya yang sempurna bagi para penonton konser yang menginginkan pengalaman musik live yang sensasional pascapandemi.
"Kita berada dalam ekonomi pengalaman di mana orang-orang mendambakan pergi keluar dan berpartisipasi dalam acara sosial. Tidak mengherankan jika orang-orang berbondong-bondong mengikuti pengalaman Eras Tour ini di tengah lingkungan yang semakin digital seperti sekarang ini," kata Alice Enders, analis industri musik di Enders Analysis dan mantan ekonom senior di Organisasi Perdagangan Dunia.