Tujuh Tradisi Unik Menyambut Ramadan di Jawa Timur

GAYA HIDUP

Mar 12 2024, 09.30

Masyarakat Indonesia biasanya memiliki tradisi unik dalam menyambut Ramadan. Tidak terkecuali warga Jawa Timur. Ada tujuh daerah di Jawa Timur yang juga memiliki tradisi unik sama seperti daerah lainnya di Indonesia dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

Tradisi unik tersebut sudah dilakukan turun temurun sejak zaman nenek moyang hingga sekarang. Hal itu dilakukan dengan penuh kegembiraan, karena Ramadan merupakan bulan mulia yang mendatangkan banyak pahala bagi siapapun yang beribadah dan melakukan kebaikan dengan penuh keikhlasan.

Melansir dari Instagram Pemprov Jatim, berikut ini tujuh tradisi unik di Jawa Timur dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

1. Megengan (Surabaya, Malang, dan sebagian kota-kota di Jawa Timur)

Kata Megengan berasal dari bahasa Jawa yang berarti menahan. Tujuan dari Megengan sendiri adalah sebagai pengingat bahwa bulan suci Ramadan akan tiba sebentar lagi, serta mengingatkan manusia untuk mampu menahan hawa nafsu yang bisa membatalkan puasa.

Dalam tradisi Megengan ini, ada empat kegiatan yang biasanya dilakukan, yakni berdoa di masjid, membuat kue dan makanan khas Megengan, yakni apem, pisang, nasi tumpeng beserta urap-urapnya dan ayam ingkung.

Kemudian ater-ater, yaitu saling berkirim makanan kepada tetangga maupun kerabat, dan nyekar, ziarah disertai menabur bunga di makam keluarga.

2. Buto-Butoan (Jember)

Meski dinamakan Buto yang artinya raksasa, tradisi Buto-butoan ini sebenarnya adalah ungkapan rasa syukur dan gembira atas datangnya bulan suci Ramadan.

Tradisi Buto-butoan sendiri merupakan perpaduan antara Jaranan dan Ondel-ondel.

3. Ngosaran (Bangkalan, Madura)

Ada dua tujuan dalam pelaksanaan tradisi Ngosaran ini, yaitu membersihkan makam kerabat dan keluarga dekat menjelang bulan Ramadan, serta bersilaturahmi ke sanak famili yang dirasa jarang berinteraksi.

4. Mandi Bersama (Gresik)

Lokasi tradisi mandi bersama di Gresik ini berada di Sendang (sumber air) Sono. Sedangkan tujuan dari pelaksanaan mandi bersama di Sendang Sono adalah sebagai sarana penyucian diri, agar siap menyambut bulan Ramadan secara lahir maupun batin.

Selain itu, diadakan pula Rebo Wekasan di sendang tersebut, yang mana artinya adalah hari Rabu Terakhir di bulan sebelum puasa Ramadan. Dalam Rebo Wekasan ini ada larangan untuk tidak bepergian bagi siapapun, karena diyakini bisa mendapatkan sial jika dilanggar. Dan sebagai gantinya, akan lebih baik jika mengaji atau berdzikir di rumah ataupun masjid.

5. Cuci Karpet (Pasuruan)

Kegiatan dalam tradisi ini adalah mencuci karpet masjid di Mata Air Umbulan, yang bertujuan untuk memberi kenyamanan bagi masyarakat saat salat tarawih di masjid.

Penyucian karpet masjid ini biasanya dilakukan dua minggu, atau beberapa hari sebelum datangnya bulan Ramadan.

6. Grebeg Apem (Jombang)

Tradisi ini dilakukan dengan membuat gunungam kue apem, yang untuk selanjutnya diarak keliling kota.

Tradisi ini merupakan simbol dan keyakinan masyarakat Jombang, agar ibadah puasa di bulan Ramadan semakin diberkati oleh Allah.

7. Nyadran Sonoageng (Nganjuk)

Selain membersihkan makam kerabat dan keluarga dekat, tradisi ini diisi dengan mengarak sesajen jolen yang berupa hasil bumi dan sayuran, dengan rute dari balai desa ke makam leluhur.

Penulis : Dewi Mariya Ulfah

Editor : Doddy Rosadi