Megengan, Tradisi Jawa dan Islam yang Unik dalam Menyambut Ramadan
LAINNYA
Feb 26 2025, 09.55
Di wilayah Malang Raya, ada tradisi unik yang dilakukan setiap menjelang bulan Ramadan, yaitu Megengan. Megengan diambil dari Bahasa Jawa yang berarti ngempet atau menahan.
Megengan merupakan suatu tanda yang mengingatkan masyarakat bahwa dalam waktu dekat akan memasuki wulan poso, atau Bulan Puasa, yaitu Ramadhan, di mana umat Islam diwajibkan untuk tidak makan dan minum mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari, serta menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menggugurkan ibadah puasa tersebut.
Menurut berbagai sumber, ada beberapa hal yang biasanya dilakukan masyarakat saat Megengan, di antaranya adalah Gugur Gunung, yaitu kegiatan membersihkan makam leluhur yang dilakukan oleh warga desa/ kampung secara gotong-royong, kemudian ziarah kubur dan selamatan, yang oleh masyarakat Jawa biasa disebut sebagai Ater-ater.
Megengan dimulai pada petang hari, dengan dihadiri oleh para tamu undangan yang dipersilahkan duduk di atas tikar menghadap ambengan, yaitu sajian untuk acara Megengan yang ditempatkan di tengah-tengah ruangan.
Selanjutnya penyelenggara Megengan mengungkapkan kajat-nya (keinginan) kepada sesepuh lingkungan, yang kemudian dibacakan doa agar kajat-nya terkabul. Setelah doa selesai dibacakan, ambengan dibagikan kepada para tamu undangan untuk dinikmati bersama-sama.
Pelaksanaan Megengan biasanya dilakukan dengan saling mengantarkan makanan dan kue-kue khas Jawa kepada tetangga maupun kerabat. Tapi untuk Megengan versi massal, umumnya dilaksanakan di musala ataupun masjid. Para warga membawa ambengan-nya masing-masing ke musala atau masjid, dan kemudian melakukan doa bersama yang dipimpin oleh seorang sesepuh lingkungan.
Satu yang unik dari Ater-ater dalam Megengan ini adalah kue apem yang wajib diikutsertakan sebagai kue khas Jawa. Kue apem merupakan jajanan tradisional yang biasa disuguhkan dalam menyambut bulan Ramadan. Diambil dari kata Bahasa Arab “Afwan” yang artinya maaf, kue apem diibaratkan sebagai wujud permintaan maaf sebelum melaksanakan ibadah puasa Ramadan, yang bertujuan agar puasa sebulan penuh dapat terlaksana dengan lancar, dan tidak ada lagi sakit hati yang disimpan kepada tetangga maupun kerabat.