Bullying Dapat Dicegah Dengan Cara Mengenali Emosi Diri

blog_10

GAYA HIDUP

May 23 2023, 01.45

Bullying, satu fenomena mengerikan yang kerap terjadi pada anak-anak hingga dewasa dan kini banyak terjadi tidak hanya di lingkungan pertemanan, tapi juga dalam keluarga.

Bullying sebenarnya dapat dicegah atau dihindari dengan cara mengenali emosi diri sendiri dan bagaimana seseorang merespons masalah yang sedang dihadapi.

Dalam Webinar Literasi Digital yang bertema Sigap Cegah Bullying pada Anak, Senin (22/5/2023), Dewan Pengarah Siberkreasi sekaligus pendiri Yayasan Sejiwa, Diena Haryana mengatakan, setiap orang sebenarnya memiliki kemampuan untuk merefleksikan masalah yang sedang terjadi dalam hidup mereka.

Kemampuan untuk merefleksikan masalah ini bisa membantu seseorang menentukan sikap yang harus diambil dalam merespons permasalahan. Seperti apakah akan langsung merespons dengan kemarahan, atau berpikir dulu sebelum bertindak.

Dalam merespons permasalahan, lanjut Diena, inner child seseorang turut berperan apabila di masa lalu seseorang itu sering dibully dan tak mampu merefleksikan masalah yang dihadapi. Maka saat dewasa, besar kemungkinan cara merespons permasalahan adalah dengan kemarahan, bersikap agresif, bahkan impulsif.

“Jadi bener-bener inner child kita itu membuat kita apakah pinter nggak dalam merefleksikan sebuah masalah. Jadi kalau pengalaman masa lalu itu tidak baik, misalnya tidak ditolong, misalnya dibully, penuh dengan kemarahan, agresif, lalu tidak mendapatkan pertolongan lewat konseling, pendampingan atau orang tuanya merubah cara parentingnya, maka anak ini betul-betul muncul terus dengan kemarahan-kemarahan itu,” kata Diena pada webinar yang dilakukan oleh Katadata dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI.

Diena menuturkan, berbeda jika orang tersebut tidak sering dibully atau tidak mampu membully orang lain, maka respon terhadap permasalahan yang dihadapi adalah berpikir dulu sebelum bertindak. Kemudian, menelaah permasalahan tersebut dan memilih menampilkan kematangan jiwanya dalam menghadapi masalah.

“Intinya gini, manusia yang mampu untuk tidak membully orang lain, kalau dia ada masalah, dia tidak merespon secara langsung, dia akan memilih untuk perilaku apa yang harus aku tampilkan, yang menunjukkan diriku yang keren, menunjukkan diriku sosok yang luhur, yang punya karakter yang baik atau kata-kata apa yang aku tampilkan. Sehingga, brandingnya sebagai seseorang yang profesional, yang matang, itu akan tampil,” ujar dia.

Dalam kesempatan yang sama, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, Dian Veronika Sakti Kaloeti menambahkan, seseorang yang pernah dibully di masa lalu masih bisa berubah menjadi orang yang baik, apabila di dalam otaknya diberikan stimulus (rangsangan) yang baik pula.

“Tapi apakah orang yang dibully tidak bisa berubah? Bisa. Jadi hormon kortisol, atau area otak yang berfungsi untuk hormon stres itu kemudian akan berubah jika ada stimulus baik yang diberikan, contohnya lingkungan yang baik, pasangan yang baik, orang-orang yang memperhatikan. Jadi kita tidak bisa menyelesaikan masalah kita sendiri, kita butuh orang lain,” kata Dian.

Penulis : Dewi Mariya Ulfah

Editor : Maidian Reviani


RELATED ARTICLES AND VIDEOS

Generic placeholder image

Studi Ungkap Wanita Kehilangan Lebih Banyak Tahun Hidup Pasca Serangan Jantung

GAYA HIDUP

Jul 12 2024, 08.52

Wanita mengalami kehilangan harapan hidup lebih besar daripada pria, dan efeknya lebih signifikan pada mereka yang mengalami gangguan fungsi jantung setelah serangan jantung.


Generic placeholder image

Polusi Udara Mempengaruhi Kehidupan Bahkan Sebelum Pembuahan

GAYA HIDUP

Jul 10 2024, 10.52

Temuan ini dibuat setelah tim peneliti menganalisis 3.659 transfer embrio beku dari 1.836 pasien di Perth, Australia, selama delapan tahun.


Generic placeholder image

Menghindari 10 Irisan Bacon Seminggu Bisa Memperpanjang Umur

GAYA HIDUP

Jul 08 2024, 08.39

Hasil studi terbaru yang diterbitkan dalam Lancet Planetary Health, perubahan pola makan kecil ini berpotensi menyelamatkan ribuan nyawa.


Generic placeholder image

Paparan Cahaya Terang di Malam Hari Tingkatkan Risiko Diabetes

GAYA HIDUP

Jul 02 2024, 22.20

Peneliti menemukan bahwa paparan cahaya antara pukul 12:30 dan 6 pagi, terkait dengan peningkatan risiko diabetes sebesar 67%.


Generic placeholder image

Pengangkatan Ovarium Dini Dapat Mempengaruhi Kesehatan Otak Wanita

GAYA HIDUP

Jun 25 2024, 09.39

Penelitian ini melibatkan 22 peserta yang menjalani ooforektomi bilateral pramenopause (PBO) – pengangkatan kedua ovarium – sebelum usia 40 tahun.


Copyright Katadata 2022