Dapatkah Pekerjaan Anda Melindungi Otak dari Demensia? Ini Penjelasannya
GAYA HIDUP
May 20 2024, 11.12
Pekerjaan yang dilakukan setiap hari ternyata dapat melindungi seseorang dari penurunan kognitif di kemudian hari, terutama jika pekerjaan tersebut membutuhkan banyak kekuatan otak.
Sebuah studi baru menemukan bahwa pekerjaan rutin, seperti pengantar surat dan pekerja di jalan raya, dikaitkan dengan risiko penurunan kognitif 66% lebih besar, dan kemungkinan demensia 37% lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan yang lebih menstimulasi kognitif.
Para peneliti menganalisis data yang melibatkan lebih dari 7.000 orang di Norwegia, dan menemukan bahwa orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan yang merangsang mental di usia 30-an, 40-an, 50-an, dan 60-an lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami penurunan kognitif di usia 70-an.
"Jika Anda menggunakan otak Anda, Anda tidak akan kehilangan otak Anda," ungkap Dorene M. Rentz, PsyD, seorang profesor neurologi di Harvard Medical School yang tidak terlibat dalam penelitian ini, seperti dikutip dari Very Well Health.
Pekerjaan yang melibatkan stimulasi mental, termasuk di bidang pendidikan dan teknik, dapat membantu membangun cadangan kognitif yang melindungi otak dari penurunan kognitif. Cadangan ini memungkinkan orang untuk beradaptasi dengan perubahan otak yang berhubungan dengan Alzheimer, dan berpotensi menunda atau menghindari timbulnya gejala demensia.
"Keseluruhan idenya adalah bahwa ada koneksi neuron tambahan atau jalur yang digunakan otak untuk melakukan suatu tugas. Jika Anda memiliki jaringan otak tambahan, dan salah satunya tidak berfungsi, maka jaringan tersebut akan mencari jaringan lainnya agar dapat menyelesaikan tugas dengan tepat," kata Rentz.
Studi baru ini menunjukkan bahwa pekerjaan yang menantang secara mental dapat membantu membangun cadangan kognitif, namun bukan berarti pekerja fisik atau pensiunan kurang beruntung.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa tidak ada kata terlambat - atau membuang-buang waktu - untuk mulai mempelajari sesuatu yang baru. Semua aktivitas yang menuntut kognitif di kemudian hari berkontribusi untuk memperkuat cadangan kognitif seseorang," kata Trine Holt Edwin, MD, PhD, seorang penulis studi baru dan peneliti di bidang kedokteran geriatri di Rumah Sakit Universitas Oslo.
Bekerja bukanlah satu-satunya solusi untuk melindungi otak. Aktivitas seperti belajar memainkan alat musik, mengikuti kelas dansa, membaca, menulis, atau memecahkan teka-teki kata atau matematika, semuanya dapat membantu menstimulasi otak.
"Kondisi yang ideal adalah sepanjang hidup, Anda menstimulasi dan membangun jaringan-jaringan tersebut," kata Michael Rosenbloom, MD, FAAN, seorang profesor neurologi dan ahli saraf perilaku di Pusat Kesehatan Otak dan Memori UW Medicine.
“Bahkan memiliki gelar pascasarjana pun tidak sepenuhnya melindungi otak Anda jika Anda tidak terus terlibat dalam kegiatan yang merangsang otak secara intelektual", tambah Rosenbloom.
Tidak ada pengobatan atau terapi pencegahan yang terbukti untuk demensia, dan beberapa faktor risiko, seperti usia, genetika, dan faktor penentu sosial kesehatan, sulit atau tidak mungkin dikendalikan. Sebagian besar ahli merekomendasikan untuk fokus pada perubahan gaya hidup yang dapat dikendalikan untuk mengurangi risiko demensia.
Selain stimulasi mental, tetap aktif secara fisik, makan makanan yang sehat, dan menjaga kesehatan fisik dan mental juga sangat penting untuk menghindari risiko demensia. Para peneliti telah mengaitkan isolasi sosial dengan peningkatan risiko demensia hampir 50%, jadi sangat penting untuk menjaga hubungan sosial seiring bertambahnya usia.
"Ini lebih dari sekadar aktivitas yang menstimulasi; Anda membutuhkan semua komponen lain untuk mengoptimalkan fungsi otak," ujar Rentz.
Wanita mengalami kehilangan harapan hidup lebih besar daripada pria, dan efeknya lebih signifikan pada mereka yang mengalami gangguan fungsi jantung setelah serangan jantung.